“Klinik kecantikan saat ini sering kali menggunakan rambut dari area oksipital (bagian belakang kepala), lalu menanamnya di bagian yang kehilangan rambut. Masalahnya, cara itu tidak menyuburkan rambut,” kata Profesor Junji Fukuda dari Yokohama National University, ketua tim penelitian ini.
Mereka meneliti dua sel yang ditempatkan di kontainer silikon untuk menumbuhkan “bakteri kantung rambut”, sumber dari organisme kecil yang menumbuhkan dan mempertahankan rambut, tulis AFP.
Fukuda dan timnya berhasil membudidayakan 5.000 bakteri dalam hitungan hari, cukup untuk menambah kembali jumlah rambut.
Metode ini lebih cepat dari teknik laboratorium yang saat ini ada, yaitu 50 bakteri dalam sekali percobaan.
Saat ini, Fukuda belum menguji coba pada manusia hingga lima tahun ke depan, namun, mereka yakin teknik ini dapat dicoba.
Teknologi ini dapat membantu pasien kanker atau penyakit kronis lainnya yang menyebabkan rambut rontok, kata Fukuda tentang studi yang dipublikasikan di jurnal Biomaterials.
Ia memperkirakan cara ini dapat digunakan dalam 10 tahun.
Beberapa pemberitaan sebelumnya menyebutkan gorengan di restoran cepat saji McDonald’s dapat membantu mengatasi kebotakan, namun, Fukuda menyangkalnya.
Silikon yang digunakan dalam studi tersebut, dimethyplysiloxane, terdapat dalam minyak yang digunakan di makanan cepat saji.
Tapi, menurut sang profesor, mengonsumsinya tidak membawa keuntungan apa pun.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018