"Saya titip kalau pegang yang namanya handphone atau smartphone tolong diawasi. Jangan sampai anak-anak kita dididik oleh `HP`," kata Presiden Jokowi dalam sambutannya saat penyerahan Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bansos Rastra di GOR Tuanku Tabiang, Batu Tupang, Koto Baru, Solok pada Kamis.
Kepala Negara menjelaskan banyak informasi yang bisa didapat dari telepon pintar baik yang positif maupun negatif.
Oleh karena itu, peran orang tua, menurut Presiden, penting dalam mengawasi, memperhatikan hingga membimbing anak-anak yang menggunakan "HP".
Pada acara tersebut, Presiden menyerahkan KIP kepada sebanyak 1.173 orang di Kabupaten Solok dengan rincian 384 untuk siswa SD, 384 untuk siswa SMP, 192 untuk siswa SMA, dan 192 kartu untuk siswa SMK serta 21 untuk siswa siswi pendidikan kesetaraan.
Kepala Negara menjelaskan dana yang ada di kartu KIP hanya boleh dimanfaatkan untuk membeli keperluan pendidikan.
Jika ada siswa-siswi menggunakannya untuk membeli pulsa telepon, maka kartu akan dicabut oleh pemerintah.
"Kita syukuri bahwa pemerintah bisa memberikan Kartu Indonesia Pintar ini agar anak-anak semuanya bisa bersekolah dan nanti kalau pemerintah memiliki anggaran yang lebih nanti PKH-nya ditambah dan Kartu Indonesia Pintar juga ditambah, doakan saja," kata Presiden.
Selain itu, Kepala Negara juga menyerahkan PKH kepada 1.500 orang.
Presiden menjelaskan dana yang ada di PKH dimanfaatkan untuk pemenuhan gizi anak dan pendidikan.
"Dana yang ada di PKH itu digunakan untuk hal-hal yang berkaitan dengan satu, gizi anak. Jadi untuk beli telur, ikan boleh, sayur boleh, dan yang kedua untuk keperluan anak-anak sekolah kita," kata Presiden.
Presiden bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo tiba di Kabupaten Solok pada sekitar pukul 11.50 WIB setelah menempuh perjalanan darat selama hampir 5 jam dari Kabupaten Dharmasraya.
Usai acara tersebut, Presiden beranjak ke Kabupaten Sawahlunto sebelum menuju Kabupaten Tanah Datar.
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018