Korea Selatan yang memanfaatkan Olimpiade Pyeongchang untuk menundukkan hati Korea Utara menempatkan presidennya berdampingan dengan Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence, di mana dua pejabat paling senior Korea Utara duduk di barisan belakang.
Presiden Moon Jae-in yang ingin memanfatkan semangat Olimpiade untuk meratakan jalan untuk berunding membahas program nuklir dan peluru kendali Korea Utara, menjabat tangan adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan kepala negara seremonial Korea Utara.
Korea Selatan secara teknis masih dalam status perang dengan Korea Utara karena Perang Korea 1950-1953 diakhiri dengan gencatan senjata. Saat ini juga Amerika Serikat dan Korea Utara saling mengancam nuklir.
Menggarisbawahi upaya Moon menarik kembali Korea Utara, upacara pembukaan Olimpiade menampilkan jalinan cerita anak-anak memimpikan dunia impian bersalju di mana manusia hidup dalam damai dan harmoni.
Olimpiade telah menciptakan jeda sebentar dalam bertahun-tahun tegang antara Seoul dan Pyongyang, kendati beberapa jam sebelum seremoni ratusan demonstran anti-Korea Utara bentrok dengan polisi antihuru-hara di luar stadion dengan membakar bendera Korea Utara dan foto Kim Jong-un.
Udara beku Korea Selatan sepanjang bulan ini di mana suhu turun sampai minus 20 derajat Celsius pada malam hari, sempat mengkhawatirkan para atlet dan tamu, sehingga muncul keprihatinan hipotermia selama upacara pembukaan. Tetapi orang tetap antusiastis mengikuti perhelatan olah raga akbar ini, demikian Reuters.
Baca juga: Yang perlu Anda ketahui dari Olimpiade Musim Dingin 2018
Pewarta: -
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018