Sri Wahyuni merebut emas kelas 48 kilogram putri dengan mencatatkan total angkatan 187 kilogram dengan snatch 82 kilogram serta clean and jerk 105 kilogram.
Dia melampaui torehan lifter Thailand Chiraphan Nanthawong yang membuat angkatan total 181 kilogram dan lifter putri Indonesia Yolanda Putri dengan 158 kilogram di peringkat ketiga.
Meski menjadi yang terbaik, total angkatan Yuni masih jauh dari total angkatan yang diraihnya ketika memperoleh medali perak Olimpiade 2016, Brasil, yaitu 192 kilogram.
Sementara Dewi Safitri menjadi yang terbaik pada kelas 53 kilogram putri dengan total angkatan 184 kilogram (snatch 77 kilogram serta clean and jerk 107 kilogram).
Dia melampaui angkatan rekan senegaranya Syarah Anggraini yang menempati posisi kedua dengan total angkatan 180 kilogram serta lifter Malaysia di peringkat ketiga Sharifah Inani Najwa dengan total angkatan 161 kilogram.
Bagi Dewi, torehan ini lebih rendah dibandingkan angkatan Dewi pada Olimpiade 2016, Brasil dan Islamic Solidarity Games 2017, Azerbaijan yakni 185 kilogram.
Hasil ini disambut baik oleh manajer tim nasional angkat besi Indonesia Dirja Wihardja. Menurut Dirja, hasil pada turnamen uji coba akan dipakai untuk mengevaluasi tim menuju Asian Games 2018.
"Asian Games 2018 tinggal menghitung hari, jadi kami mau mendapatkan data awal dari masing-masing atlet. Kami akan evaluasi agar bisa lebih baik di Asian Games nanti," kata dia.
Indonesia sendiri masih berpeluang mendapatkan tambahan medali emas dari cabang angkat besi pada turnamen uji coba jelang Asian Games 2018 karena sampai tulisan ini diturunkan, pertandingan masih mempertandingkan enam kelas baik kategori putra maupun putri.
Kompetisi uji coba cabang olahraga ini akan berlangsung sampai Senin (12/2).
Pewarta: Michael Teguh Adiputra S
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018