• Beranda
  • Berita
  • Pelatih: Venue taekwondo butuh peningkatan untuk AG

Pelatih: Venue taekwondo butuh peningkatan untuk AG

12 Februari 2018 05:33 WIB
Pelatih: Venue taekwondo butuh peningkatan untuk AG
Atlet taekwondo putra Indonesia Reynaldi Atmanegara (kiri) tampil melawan atlet Laos Thipphakone Kuangmany pada perempat final nomor Men -58 kg cabang Taekwondo 18th Asian Games Invitation Tournament di JIE Expo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (10/2/2018). (ANTARA /Fanny Octavianus) (ANTARA /Fanny Octavianus)
Jakarta (ANTARA News) - Pelatih Kepala taekwondo Indonesia nomor kyorugi (tarung), Lee Sun Jae, menilai arena taekwondo untuk Asian Games 2018 nanti, butuh peningkatan dari yang digunakan dalam turnamen uji coba (test event) bertajuk "invitation tournament" Asian Games 2018.

"Dalam Asian Games 2018 ini, saya rasa ada masalah yang krusial, terutama masalah panggung pertandingan yang tidak sesuai Federasi Taekwondo Dunia (WTF) dan sistem," kata Lee di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Minggu (11/2) malam.

Lee menjelaskan, panggung pertandingan yang digunakan dalam test event ini sendiri, belum sesuai dengan ketentuan WTF dengan tinggi 60 sentimeter (cm) hingga 1 meter, dengan jarak pinggir panggung ke tepi matras sekitar 12 meter.

"Saya berharap, di Asian Games nanti, persoalan seperti ini, tidak terjadi lagi," ucap pelatih berpaspor Korea Selatan tersebut.

Selain permasalahan arena pertandingan, masalah transportasi juga menjadi sorotan. Pelatih kyorugi Indonesia, Taufik Krisna, menilai masih banyak yang harus diperbaiki dalam persoalan transportasi yang disediakan panitia.

Permasalahan yang ada, kata Taufik, terkadang para atlet dan ofisial harus menunggu lama untuk mendapatkan unit mobil antar jemput dan harus memesan secara mendadak pada hari sebelumnya atau sejak pagi hari.

"Biasanya, tutur dia, dalam kompetisi multicabang yang biasa mereka ikuti, panitia pelaksana menyediakan unit bus yang lalu lalang dengan kepastian jadwal, sehingga tidak perlu memesan dulu jika butuh mendadak. Sekarang mungkin masih belum terlihat karena pesertanya masih sedikit, tapi nanti ketika banyak negara yang ikut serta akan menyulitkan sekali," ujar Taufik.

Sementara itu, atlet asal Korea Selatan, Park Sang Uk, menilai tidak ada kekurangan yang ada baik dari aspek transportasi hingga wisma atlet dalam test event ini, walau dia sedikit mengkritisi persoalan lalu lintas di ibu kota.

"Transportasi bagi saya tidak masalah, hanya lalu lintasnya saja di Jakarta yang macet dan terlalu banyak kendaraan. Sedangkan untuk wisma atlet menurut saya sangat bagus, tempatnya bersih dan yang paling saya suka, seringnya dikasih makanan," ucap Park yang mengaku masih harus melewati kualifikasi untuk turut bermain di Asian Games pada Agustus 2018 nanti.

Dalam uji coba Asian Games cabang taekwondo pada 10-11 Februari 2018 ini, tim taekwondo Indonesia, berhasil mengumpulkan enam emas, dua perak dan satu perunggu, dan menjadikan Indonesia juara umum uji coba cabang taekwondo.

Emas Merah Putih, disumbangkan tim poomsae (artistik) putri, tim poomsae putra, Defia Rosmaniar di perorangan poomsae putri, Muhammad Alfi Kusuma di perorangan poomsae putra, Mariska Halinda di kyorugi (tarung) kelas -53 kilogram putri dan Shaleha Fitriana Yusuf di kyorugi kelas -67 kg putri.

Sementara itu, medali perak disumbangkan Reinaldy Atmanegara di kyorugi kelas -58 kg putra, Nicholas Armanto di kyrugi kelas +80 kg putra.

Adapun perunggu, disumbang Ibrahim Zarman di kyorugi kelas -63 kg putra, Dhean Titania Fazrin di kyorugi kelas -49 kg putri, Permata Cinta Nadya di kyorugi kelas -57 kg putri dan Delva Rizki di kyorugi kelas +67 kg putri.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018