Menurut beberapa warga di Tulangbawang, Senin, kasus pencurian ternak itu antara lain terjadi pada Minggu (11/2) subuh sekitar pukul 03.00 WIB di rumah Bahri (52), warga Jalan Kemilingraya, Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulangbawang telah terjadi kemalingan kambing jantan (bandot) di dalam kandangnya.
Bahri mengatakan sekitar pukul 23.30 malamnya, kambing yang dipeliharanya itu masih ada di dalam kandang dengan kondisi badan kambing basah akibat kehujanan. "Lalu, saya masuk ke dalam rumah lagi untuk melanjutkan istirahat," katanya pula.
Namun, ketika Bahri bangun hendak buang air kecil, dia terkejut melihat kambing itu sudah tidak ada. "Saya heran melihat kondisi kandang yang telah rusak, namun saya tetap menghitung jumlah kambing, ternyata benar satu ekor kambing bandot sudah tidak ada lagi di dalam kandang," katanya lagi.
Bahri pun membangunkan istri dan anak-anaknya dari tidur untuk mencari kambing tersebut, namun setelah pihak keluarga menelusuri di sekitar rumah tempat kejadian, pelaku pencurian dan kambing itu sudah tidak ada lagi.
Namun anak laki-laki korban, Basit (27) penasaran ingin mencari jejak kaki bekas pelaku melakukan aksinya, ternyata benar jejak dan bekas telapak kaki kambing dan pelaku ada di sekitar rumah mereka.
Basit dan pihak keluarga mengikuti jejak telapak kaki tersebut, sekitar jarak 100 meter dari kandang kambing terlihat bekas darah sudah berceceran di tanah yang berisi tanaman singkong. Dugaan kuat kambing bandot tersebut telah disembelih oleh pelaku karena tidak kuat ingin membawa kambing tersebut secara hidup-hidup.
Kejadian pencurian pada hari yang sama juga dialami Alpian (35), warga Kemilingraya yang bertetanggaan dengan rumah Bahri. Korban juga kehilangan kambing peliharannya.
Korban pencurian itu berharap kepada pihak Kepolisian Resor Tulangbawang khususnya di wilayah hukum Mapolsek Menggala segera mengambil tindakan untuk mengatasi kasus pencurian ternak yang dialami warga setempat. Mereka berharap polisi segera membekuk pelakunya agar tidak terus berkeliaran mencari korban lagi.
Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018