"Dalam penanganan kawasan kumuh perkotaan, Pemerintah Kabupaten Sleman menargetkan bahwa pada 2017 luasan kawasan kumuh berkurang sebesar 68,25 hektare, pada 2018 berkurang 35,5 hektare dan 2019 berkurang 58,63 hektare sehingga pada 2020 tercapai nol persen kawasan kumuh," kata Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun di Sleman, Senin.
Baca juga: (Bupati Sleman berjanji tingkatkan pengamanan tempat ibadah)
Menurut dia, berdasarkan SK Bupati Sleman No.83/Kep.KDH/A/2014 tentang Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan, menetapkan 45 lokasi kawasan permukiman kumuh perkotaan di enam Kecamatan, yakni Kecamatan Depok, Mlati, Gamping, Ngemplak, Ngaglik dan Kecamatan Godean.
"Berdasarkan hasil pendataan, diperoleh prioritas penanganan kawasan kumuh hingga 2019 sebanyak 17 desa dan 45 titik dengan luasan 162,93 hektare. Sementara untuk lokasi yang belum pernah menjadi prioritas dilakukan kegiatan pencegahan melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat seperti sosialisasi, pelatihan maupun penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat," katanya.
Ia mengatakan, pada 2017 Kabupaten Sleman mendapatkan Bantuan Dana Investasi Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Masyarakat (BDI PLBK) sebanyak 15 Desa yang tersebar di beberapa Kecamatan, yakni Desa Sidoagung, Sidoarum, Sidomoyo, Banyuraden, Trihanggo, Nogotirto, Tirtoadi, Tlogoadi, Sendangadi, Sinduadi, Caturtunggal, Condongcatur, Wedomartani, Bimomartani, dan Triharjo.
Baca juga: (Kapolres Sleman : penyerang di gereja masih hidup)
"Kami berharap masyarakat senantiasa dapat mendukung dan terus mensukseskan program pemerintah dalam upaya mewujudkan `Kotaku` di Kabupaten Sleman. dapat semakin mempercepat penanganan kawasan permukiman kumuh perkotaan di Kabupaten Sleman, sehingga dapat mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan di Kabupaten Sleman," katanya.
Sri Muslimatun mengatakan, diharapkan seluruh aparatur terkait dan masyarakat untuk dapat memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana yang telah dibangun ini sesuai peruntukannya.
"Yang tidak kalah penting adalah untuk dapat menjaga dan merawat keberadaan berbagai sarana tersebut, sebagai upaya dalam mempertahankan masa guna sarpras," katanya.
Sedangkan program "Kotaku" di Kabupaten Sleman yang telah berhasil dan telah diresmikan yakni di Dusun Banaran, Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati.
Ketua panitia pembangunan "Kotaku" Dusun Banaran Heru Sehono mengatakan pembangunan Program "Kotaku" Dusun Banaraan tahap pertama berupa jalan paving blok seluas 1.085 meter persegi, saluran drainase 300 meter, talud dan pagar 35 meter dan ruang terbuka publik 80 meter persegi.
"Sedang untuk tahap kedua berupa jembatan besi sembilan meter, jalan paaving blok 45 meter, pagar 45 meter dan talud 45 meter," katanya.
Baca juga: (Sleman sementara tak izinkan pendirian toko modern)
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018