Kampung Makam yang diinisiasi warga Kelurahan Kasin dan mendapatkan juara dalam lomba Kampung Tematik beberapa waktu lalu itu, diresmikan oleh Wali Kota Malang Moch Anton yang didampingi oleh sejumlah perwakilan dari perusahaan yang mengucurkan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR)-nya, Selasa.
"Kampung sebagai ruang kota dapat menjadi bagian penting dalam pengembangan kota kreatif. Keberadaan kampung menjadi pondasi dalam struktur perkembangan kota dan sangat berperan dalam perekonomian kota dengan pendekatan ekonomi kreatif dan pariwisata," kata Anton dalam sambutan peresmian Kampung Kramat tersebut.
Sebagai salah satu wujud dari ruang kreatif kota, lanjutnya, kampung harus memiliki identitas dan kekhasan sebagai tempat yang mandiri serta mendukung konsep dari suatu kota kreatif. "Satu diantaranya yang pada hari ini telah kita resmikan keberadaannnya adalah Kampung Kramat Kelurahan Kasin" tutur Abah Anton.
Kampung Kramat terletak di area pemakaman di Kelurahan Kasin (area pemakaman terluas di Kota Malang). Di area pemakaman tersebut juga ada makam seorang tokoh masyarakat, yakni Habib Abdul Qadir bin Faqih, pendiri Pondok Pesantren Darul Hadits Kota Malang. Kampung Kramat dihuni oleh 70 kepala keluarga (KK), yakni warga RT 07.
Ia mengemukakan melihat konsep yang diambil oleh warga Kelurahan Kasin ini, ada sebuah filosofi yang harus dipahami bersama, setiap manusia yang hidup di dunia ini, pasti akan meninggal dunia.
"Selain itu, kita hendaknya juga harus senantiasa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi laranganNya, serta senantiasa berpedoman pada Alquran dan Sunah Rasul," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Anton juga menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada PT Propan Raya, Utero Indonesia dan Malang Creative Fusion (MCF), yang telah mewujudkan komitmennya untuk berpartisipasi aktif dalam upaya menata lingkungan Kota Malang secara berkelanjutan, khususnya dalam mempercantik Kampung Kramat, sehingga menjadi destinasi wisata baru di kota itu.
Para pengunjung yang akan menikmati keelokan Kampung Kramat Kota Malang, wisatawan harus melewati makam terlebih dahulu untuk menuju lokasi. "Sebenarnya, sebelumnya wisata unik ini sudah banyak didatangi pengunjung untuk menikmati wisata unik yang membuat merinding ini," kata Ketua RT 07, Reni Ernawati.
Ia mengatakan bagi wisatawan yang ingin masuk dan menikmati area wisata Kampung Kramat, saat ini masih gratis. "Tema untuk Kampung Kramat ini juga unik, yakni `Kematian yang menghidupi`. Tema ini berkaitan dengan profesi (pekerjaan) penghuni Kampung Kramat yang banyak bersentuhan dengan pemakaman, seperti tukang gali kubur, pembuat batu nisan an lainnya," katanya.
Untuk memunculkan suasana seram di area wisata tersebut, di sekitar lokasi juga diwarnai dengan berbagai macam lukisan dan benda-benda yang menyerupai hantu yang ada di Indonesia, seperti tuyul, pocong, dan kuntilanak. "Pada awalnya memang banyak yang takut, tapi lama-lama pengunjung sudah bisa menikmati," tuturnya.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018