Produksi minyak PHE selama tahun lalu naik menjadi 69,3 ribu barel per hari (BPH) dari proyeksi 64,5 ribu BPH pada 2017. Pencapaian produksi ini juga lebih baik dibandingkan 2016 yang tercatat 62,58 BPH, kata Presiden Direktur PT Pertamina Hulu Energi, Gunung Sardjono Hadi di Jakarta, Selasa.
Untuk produksi gas PHE pada 2017 tercapai 723,5 juta standar kaki kubik per hari (MMScfd), naik tipis dibandingkan realisasi 2016 yang tercatat 722 MMScfd, meskipun lebih rendah dari target tahun ini sebesar 768,5 MMScfd.
"PHE ONWJ (Offshore North West Java) masih memberi kontribusi terbesar, disusul PHE WMO (West Madura Offshore), JOB Pertamina Tomori, dan Coridor," katanya.
Tahun ini, PHE memproyeksikan produksi minyak sebesar 70.407 BPH dan gas 771,07 MMScfd. Sementara lifting minyak ditargetkan 68,08 ribu BPH dan gas 589 MMScfd.
Gunung mengatakan kinerja positif sektor produksi PHE berpengaruh signifikan terhadap kinerja finansial. Hal itu terbukti dari capaian pendapatan dan laba bersih yang naik masing-masing 30 persen dibandingkan periode tahun sebelumnya.
Pendapatan usaha PHE sepanjang 2017 mencapai 1,99 miliar dolar AS. Realisasi pendapatan ini naik dibandingkan 2016 yang hanya 1,5 miliar dolar AS.
PHE tahun lalu juga berhasil mencatat laba bersih sebesar 259,8 juta dolar AS, naik dibandingkan 2016 yang hanya 191 juta dolar.
Menurut Gunung, pencapaian pendapatan usaha tahun lalu 112 persen dari target yang ada dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) sebesar 1,77 miliar dolar AS atau 106 persen dari target revisi RKAP yang tercatat 1,89 miliar dolar. "Untuk 2018, kami memproyeksikan pendapatan usaha 1,97 miliar dolar," ujarnya.
Adapun laba bersih perseroan tahun lalu tercatat 165 persen dari RKAP sebesar 151,78 juta dolar dan target laba bersih tahun ini diproyeksikan 211,2 juta dolar AS.
Gunung menjelaskan anggaran biaya operasi (ABO) dan anggaran biaya investasi (ABI) perseroan tahun lalu juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2017, ABO PHE mencapai 858,29 juta dolar, naik dibandingkan realisasi 2016 sebesar 649,58 juta dolar.
Adapun ABI tercatat 488,1 juta dolar, lebih tinggi dibandingkan ABI 2016 yang mencapai 300,3 juta dolar. "Untuk tahun ini, ABO kami proyeksikan 1,07 miliar dolar dan ABI sebesar 53,54 juta dolar," katanya.
Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018