Menurut Suhardi, dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu, pemahaman tentang antiterorisme penting untuk menambah wawasan para calon perwira polisi ini, termasuk untuk mencegah mereka tergelincir pada radikalisme dan terorisme.
Menurut dia, virus radikalisme dan terorisme bisa menjangkiti siapa saja, termasuk anggota polisi sekalipun. Mantan teroris Sofyan Tsauri adalah mantan anak buahnya saat menjadi Kapolres Depok. Sofyan terpapar radikalisme saat bertugas di Aceh.
Selain memaparkan perkembangan terorisme global, mantan Kabareskrim Polri ini juga menjelaskan cara mengidentifikasi radikalisme dari tahap awal sampai tahap terjadinya aksi terorisme serta cara menanggulangi paham radikal dan terorisme tersebut.
Ia berharap paparannya bisa memberikan pencerahan yang jelas tentang bahaya radikalisme dan terorisme sehingga kemungkinan adanya bibit penyimpangan bisa diluruskan sejak dini.
Mantan Sekretaris Jenderal Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) ini juga memberikan wawasan kebangsaan serta membagikan pengalamannya sebagai anggota Polri, baik pengalaman akademik maupun pengalaman lapangan.
Dikatakannya, tugas polisi adalah menangani "limbah" masyarakat sehingga tidak semestinya ikut larut dalam "limbah" itu sendiri.
"Saya harapkan dengan penambahan wawasan kebangsaan ini para taruna nantinya bisa menjadi aparat yang baik dan amanah," katanya.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018