Suasana seperti itu sudah terasa sejak akhir pekan lalu. Kereta bawah tanah dan bus kota di Beijing sudah tidak lagi dipadati penumpang seperti pada hari kerja.
Sebaliknya, kereta api, baik cepat maupun reguler, dijubeli penumpang dari Beijing ke berbagai daerah, persis seperti suasana mudik Lebaran di Indonesia, meskipun tidak semasif di China yang jumlah penduduknya 1,4 miliar jiwa.
Pemerintah China telah memprediksi warganya melakukan 2,98 miliar perjalanan menjelang dan sesudah Hari Raya Imlek yang berlangsung pada 1 Februari hingga 12 Maret 2018 yang lazim disebut dengan "chunyun" itu.
Selain perjalanan dalam negeri, warga China juga mengisi liburan Hari Raya Imlek untuk berwisata ke berbagai negara.
Presiden China Xi Jinping beberapa hari sebelumnya telah melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah daerah untuk memastikan perayaan Imlek berlangsung lancar, termasuk pasokan logistik di masyarakat.
Kedutaan Besar RI di Beijing sendiri tutup selama tujuh hari, termasuk akhir pekan, selama musim libur Tahun Baru Imlek, mulai Kamis ini, kecuali pelayanan kekonsuleran yang tetap buka selama 24 jam.
Baca juga: Libur Imlek KBRI Beijing tutup tujuh hari
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018