Dalam wawancara dengan CNN, Lori Alhadeff, yang anak gadisnya berusia 14 tahun bernama Alyssa ditembak mati dalam pembantaian sekolah di Florida dua hari lalu itu, meminta Presiden Trump berbuat lebih dalam menjaga keselamatan anak-anak.
Alyssa adalah salah satu dari 17 orang yang tewas setelah Nikolas Cruz (19) menyerbu bekas sekolahnya dan menembaki para guru dan murid-murid di sekolah itu.
Polisi mengungkapkan bahwa dia melancarkan misi maut dengan menenteng senapan AR-15 yang dia beli secara ilegal.
Sang ibu bertanya bagaimana bisa orang bersenjata diperbolehkan masuk ke sekolah dan mempertanyakan Satpam sekolah yang tidak menghentikan si pembantai.
Tragedi SMA Marjory Stoneman adalah pembantaian ke-18 yang menimpa sekolah AS sepanjang tahun ini.
Baca juga: Kisah mencekam pelajar selamat dari pembantaian SMA Florida
"Si orang bersenjata, orang gila itu masuk sekolah, mengetuk jendela pintu anak saya dan kemudian menembak, menembaki anak saya, dan membunuhnya," kata Alhadeff.
"Presiden Trump, katakan apa yang bisa Anda lakukan? Anda bisa mencegah senjata jatuh ke tangan anak-anak seperti ini. Tempatkan detektor logam di setiap pintu masuk sekolah. Apa yang bisa Anda lakukan? Anda bisa melakukan banyak hal."
"Ini tidak adil bagi keluarga-keluarga kami, bahwa anak-anak kami pergi ke sekolah dan kemudian harus terbunuh."
Dia kemudian meminta Trump tidak cuma beretorika. "Presiden Trump, lakukan sesuatu, lakukan sesuatu, bertindak, kami perlu itu sekarang, anak-anak ini butuh keselamatan," kata Alhadeff.
Ratapan dan amarah sang ibu membuat pembawa acara CNN Brooke Baldwin meneteskan air mata dan tak bisa mengeluarkan kata-kata.
Trump kemarin sudah mencuit belasungkawa untuk para korban pembantaian, namun sama sekali tidak menyebut undang-undang kesenjataan, melainkan hanya menyalahkan masalah kesehatan mental si pelaku, demikian news.com.au.
Baca juga: Pembantai SMA Florida sakit jiwa dan keranjingan senjata
Pewarta: -
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018