Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di Banyuwangi, Jumat mengatakan pemerintah pusat terus mendorong Banyuwangi mengembangkan pariwisata daerah berjuluk "The Sunrise of Java" itu.
"Banyuwangi memiliki tiga kriteria sebagai prasyarat menjadi destinasi utama, yaitu atraksi wisata mendunia, amenitas pendukung yang lengkap, dan aksebilitas yang semakin mudah. Nah untuk menjadi destinasi internasional kita harus membuka penerbangan internasional," katanya sebagaimana siaran pers Pemkab Banyuwangi.
Arief menilai capaian Banyuwangi menggaet wisatawan cukup baik. Untuk wisatawan domestik ke Banyuwangi, 497.000 wisatawan pada 2010 melonjak menjadi 4,01 juta orang pada 2016. Sementara untuk wisatawan mancanegara (wisman) naik dari 5.205 (2010) menjadi 91.000 wisman (2017) dengan pendapatan devisa Rp546 miliar.
"Sangat oke, hampir 100.000 wisman setahun. Itu luar biasa untuk daerah yang baru berbenah wisatanya. Di Sumatera belum ada sebesar itu, kecuali Riau. Dari sini kita lihat ada peluang besar bikin rute internasional agar makin banyak wisman datang," ujarnya.
Menurut Arief, negara yang berpotensi dijajaki rute internasionalnya adalah Australia, Malaysia, dan Singapura.
Banyuwangi juga memiliki momentum sangat baik untuk menjadi bandara internasional. Terutama pada Oktober 2018 saat ada pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali, di mana ribuan delegasi dari seluruh dunia hadir. Sebagian delegasi mendarat dan parkir pesawat di Bandara Banyuwangi.
"Itu momentum luar biasa. Banyuwangi sudah siapkan paket-paket wisata, kementerian mendukung penuh," ujar Arief.
Dirut PT Angkasa Pura II sebagai pengelola Bandara Banyuwangi M. Awaluddin mengatakan, pihaknya telah menjajaki kolaborasi dengan maskapai internasional. Salah satunya Jetstar, maskapai Australia.
"Jetstar bikin kajian, bahkan sudah survei lapangan. Saya kaget. Mereka tertarik, meminta tambah beberapa fasilitas bandara internasional, seperti `counter` imigrasi," tuturnya.
Guna menjadi bandara internasional, Angkasa Pura II menginvestasikan Rp400 miliar antara lain untuk memperpanjang landasan pacu dan perluasan parkir pesawat.
"Awalnya Rp300 miliar, tapi melihat prospek Banyuwangi kami tambah jadi Rp400 miliar. Nanti 2019 landasan pacunya diperpanjang lagi 2.800 meter dan lebarnya dari 30 meter menjadi 45 meter," ujar Awaluddin.
Bupati Banyuwangi Azwar Anas siap memperluas kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mewujudkan rute internasional itu. "Kita akan kebut banyak hal, karena aksesibilitas ini kunci memajukan pariwisata yang sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat," ucapnya.
Baca juga: Kunjungan wisatawan ke Banyuwangi meningkat pascaletusan Gunung Agung
Baca juga: Ribuan warga Banyuwangi padati Festival Tahu Tempe
Video: Banyuwangi Peroleh Limpahan Wisatawan Bali
Pewarta: Masuki M Astro
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018