"Kami telah belajar dari Kejuaraan Uji Coba Asian Games 2018 terutama soal transportasi. Perjalanan atlet dari Wisma Atlet Kemayoran mencapai GBK lebih dari satu jam. Padahal, target waktu tempuh adalah 45 menit maksimal," kata Ketua INAPGOC Raja Sapta Oktohari selepas membuka Rapat Koordinasi Teknis INAPGOC dengan Komite Paralimpiade Asia (APC) di Jakarta, Jumat.
Okto mengatakan penggunaan sejumlah hotel di sekitar Kawasan olahraga GBK selain mengurangi waktu tempuh juga karena hotel-hotel di Senayan cenderung lebih ramah bagi penyandang disabilitas.
"Misalnya, cabang goalball. Pertandingan cabang olahraga itu butuh area yang hening. Kami akan pakai ruang di hotel karena lebih siap dibanding gelanggang olahraga yang butuh peredam suara," ujar Ketua Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI) itu.
INAPGOC, menurut Okto, juga membutuhkan kerjasama dengan Pengelola Kawasan GBK menyusul pemanfaatan arena pertandingan Asian Para Games selain lokasi-lokasi lain yang telah bekerja sama dengan Pemerintah Derah DKI Jakarta dan sejumlah pihak swasta.
"Pemda DKI Jakarta dan swasta memberikan arena pertandingan secara gratis. Kami juga mengharapkan kerja sama dengan PPK GBK untuk Asian Para Games. Kami berbeda dengan Asian Games yang lebih bersifat komersial," kata Okto.
Penyelenggaraan Asian Para Games, lanjut Okto, tidak akan menggunakan langkah yang ditempuh dalam Asian Games dengan meliburkan anak sekolah dan mengatur jam kerja perkatoran di DKI Jakarta untuk mempersingkat waktu perjalanan atlet dari Wisma Atlet Kemayoran ke Kawasan GBK.
Baca: INASGOC : fasilitas Wisma Atlet sesuai ketentuan OCA
"Perjalanan atlet dan ofisial yang bahkan telah dikawal pihak kepolisian pun tidak menjamin waktu tempuh kurang dari satu jam dan terbebas dari kemacetan," ujar Okto.
Sementara, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto mengatakan pengubahan lokasi sejumlah pertandingan cabang olahraga Asian Para Games tidak mengubah kontrak tuan rumah pesta multi-cabang olahraga disabilitas tingkat Asia itu.
"Atlet dan ofisial dari kontingen negara lain juga dipersilakan menggunakan hotel di sekitar GBK sebagai lokasi penginapan dengan biaya dibebankan kepada mereka. Tapi, Indonesia telah menyediakan wisma atlet dan transportasi menuju arena pertandingan," tutur Gatot.
Gatot menambahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah berkomitmen untuk menambah tiga lift pada setiap menara di Wisma Atlet Kemayoran sehingga jumlah lift total yang dapat dipakai atlet dengan kursi roda menjadi lima lift.
"Pekerjaan itu akan dimulai secara parsial pada Maret dan kami harapkan dapat dipakai dalam penyelenggaraan kejuaraan uji coba pada April atau Mei," ujar Gatot.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018