PHRI: pariwisata Karangasem Bali mulai bangkit

17 Februari 2018 07:43 WIB
PHRI: pariwisata Karangasem Bali mulai bangkit
Ilustrasi - Wisatawan asing mendengarkan penjelasan pemandu saat berada di Pura Lempuyang, Karangasem, Bali, Kamis (7/12/2017). (ANTARA /Hafidz Mubarak A)
Amlapura, Bali, (ANTARA News) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyatakan pariwisata di Kabupaten Karangasem, Bali, mulai bangkit setelah sempat lumpuh karena aktivitas vulkanik Gunung Agung.

"Sudah mulai ada tamu menginap tetapi belum signifikan," kata Ketua PHRI Karangasem Wayan Tama di Amlapura, Bali, Sabtu.

Rata-rata seluruh hunian akomodasi pariwisata saat ini di kabupaten itu, kata dia, mencapai sekitar 20 persen.

Secara terpisah, Ketua PHRI Bali Cokorda Oka Artha Ardana Sukawati juga meyakini pariwisata di Karangasem sedikit demi sedikit akan mulai hidup kembali setelah nyaris "tertidur".

"Pariwisata mulai bergerak walau masih lambat," katanya.

Menurut dia, data okupansi hotel di beberapa titik wisata di kabupaten itu mencapai sekitar 15 persen di Tulamben dan 25 persen di Candidasa setelah sebelumnya sempat menyentuh 0 persen.

Kondisi itu diakui salah satu pelaku pariwisata di Karangasem di Desa Tulamben, Sita Marlina, yang menyebutkan perlahan okupansi kamar hotel saat ini mulai merangkak naik.

Meski tidak signifikan, namun Manajer Operasional Ocean View Tulamben Dive Resort itu mengaku bangkitnya kunjungan wisatawan yang didominiasi turis dari benua Eropa, China dan Australia seakan memberi nafas baru bagi denyut ekonomi masyarakat setempat.

"Saat ini okupansi di penginapan kami di Tulamben mulai ada kehidupan mencapai sekitar 30 persen. Kebanyakan wisatawan Eropa seperti Rusia dan Jerman serta China," ucapnya.

Saat ini rata-rata tamu menginap satu hingga dua malam, atau menurun jika dibandingkan rata-rata kondisi normal tiga hingga lima malam menginap di hotel melati dengan 25 kamar itu.

Menurut dia, turunnya status Gunung Agung yang saat ini pada level III atau siaga belum memberikan dampak signifikan mendongkrak langsung kunjungan karena ia mengakui bencana alam yang tidak dapat diprediksi.

Sita mengungkapkan, dari sekitar 15 akomodasi penginapan di kawasan Tulamben, baru sekitar empat hingga lima hotel yang buka sedangkan sisanya masih tutup.

Untuk bertahan dan menarik wisatawan mancanegara baik yang langganan maupun wisatawan baru, pihaknya memberikan diskon khusus hingga 50 persen sampai Maret 2018, yang terbilang cukup efektif merangsang pertumbuhan wisatawan.

Diskon itu, kata dia, diberikan untuk satu paket menginap meliputi juga wisata menyelam dan "snokrling" sebagai andalan atraksi wisata di Tulamben Karangasem.

Terkait status pegawai, lanjut dia, para pekerja di lingkungannya tidak dirumahkan, melainkan dengan sistem 15 hari kerja.

Sebelumnya, sejak Gunung Agung berstatus awas pada 22 September 2017 dan aktivitasnya berfluktuasi hingga akhir tahun 2017, hotel tersebut sempat mengalami buka tutup sehingga pada periode Oktober dan Desember tidak ada tamu yang menginap.

Berkaca dari pengalaman tersebut, ia mengharapkan adanya diseminasi informasi yang lengkap dan jelas serta disampaikan dengan cepat dari otoritas berwenang kepada masyarakat dalam maupun luar negeri terkait perkembangan bencana alam Gunung Agung, sehingga hal tersebut tidak menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat dan wisatawan.

Wisatawan asal Stuttgart, Jerman Sarah Kruger, yang menginap di Tulamben mengaku awalnya sempat mendapatkan peringatan dari otoritas negaranya terkait kondisi erupsi di Bali.

Namun, ia tetap melanjutkan perjalanan wisata ke Pulau Dewata termasuk memilih menghabiskan hampir empat minggu liburannya di Tulamben Karangasem karena merasa aman dan nyaman untuk berwisata khususnya menyelam.

"Saya hanya ingin liburan di Bali karena tempatnya indah dan tempat menyelam yang bagus dan sekarang saya aman. Bali juga aman, alamnya bagus dan orangnya ramah," ucap wanita muda penggemar menyelam itu.

Senada dengan Sarah, Alex Sutton dari Perth, Australia juga merasa aman dan tidak khawatir ketika berlibur di kawasan Tulamben yang berjarak sekitar 12 kilometer dari puncak Gunung Agung.

Ia menyadari banyak wisatawan yang membatalkan atau menunda kunjungan hingga kondusif atau khawatir tidak ditanggung oleh asuransi perjalanannya karena kondisi tertentu.

Alex yang sudah 10 kali berlibur di Bali itu mengharapkan agar pemerintah terus mempromosikan potensi pariwisata khususnya di Tulamben dengan daya tarik wisata menyelam di bangkai kapal USS Liberty dari Amerika Serikat sisa Perang Dunia II.

Hal itu, kata dia, sebagai salah satu upaya mendorong kunjungan wisatawan dan menghidupkan kembali pariwisata Karangasem dan Bali.

"Tidak banyak di dunia ada bangkai kapal yang menjadi daya tarik menyelam berjarak dekat dengan pantai seperti di sini. Ini harus terus dipromosikan," ucap Alex.

Baca juga: BNPB pastikan Bali tetap aman meski Gunung Agung meletus lagi

Video:

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018