"(Target) itu 2022, tapi mungkin kita upayakan lebih maju, apakah 2020 atau 2021. Kita akan lihat, karena yang paling susah itu manajemen waktu karena berhubungan dengan birokrasi," tutur Budi saat meninjau Stasiun Cakung, Jakarta Timur, Minggu.
Dia menjelaskan, proyek DDT memiliki peran penting lantaran akan memisahkan lintasan kereta dalam dan luar kota. Selama ini, jalur yang ada digunakan bergantian antara kereta jarak jauh dengan Commuter Line.
Dengan adanya DDT, maka tidak ada lagi penggunaan satu rel untuk kereta dalam dan luar kota sehingga daya tampung transportasi kereta masing-masing rute bisa meningkat.
Baca juga: Kemenhub evaluasi keselamatan konstruksi proyek double-double track
"Dengan dilakukan itu (DDT), maka produktivitas kereta luar kota dan dalam kota akan meningkat, termasuk juga fungsi safety (keselamatan)," kata Budi.
Budi menambahkan, dengan beroperasinya DDT, maka semua kereta luar kota akan dipusatkan ke Stasiun Manggarai sehingga fungsi stasiun-stasiun kereta di dalam kota tidak terganggu.
"Kapasitasnya juga bisa naik dua kali lipat," sambung Budi.
Budi kemudian memaparkan tiga cara untuk mempercepat proses pembangunan DDT itu. Pertama, manajemen waktu; kedua, manajemen anggaran; dan ketiga, manajemen sumber daya manusia.
"Kita berdayakan kontraktor-kontraktor yang punya waktu dan mana kualitas yang baik," pungkasnya.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018