"Jumlah ini terus bertambah naik. Tahun depan APJII akan berikan data secara live melalui big data. Jadi setiap waktu jumlahnya bisa diketahui," ujar Sekjen APJII Henri Kasyfi Soemartono, di Jakarta, Senin.
Pulau Jawa masih menempati urutan tertinggi dengan penetrasi pengguna internet sebesar 58,08 persen, selanjutnya Sumatera 19,09 persen, Kalimantan 7,97 persen, Sulawesi 6,73 persen, Bali-NTB-NTT 5,63 persen, dan Maluku-Papua 2,49 persen.
Pengguna internet didominasi usia muda 13-18 tahun sebesar 75,5 persen. Jenis kelamin pengguna perempuan sebesar 48,57 persen dan laki-laki 51,43 persen.
Survei yang melibatkan 2.500 responden dan dilakukan pada enam wilayah besar Indonesia, yakni Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara dan Maluku-Papua itu memperlihatkan semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi juga penetrasinya.
"Hal ini juga berlaku untuk penetrasi di level ekonomi, semakin tinggi strata ekonomi maka akan semakin tinggi penetrasinya. Pada kelas sosial ekonomi A penetrasinya mencapai 93,1 persen," ujar Henri.
Gawai menjadi perangkat yang paling banyak dipakai untuk mengakses internet sejumlah 44,16 persen, diikuti komputer atau laptop sebesar 4,49 persen dan yang menggunakan keduanya sebanyak 39,28 persen.
Sejumlah hal perlu diperhatikan terkait hasil survei itu, kata Henri, seperti masyarakat masih belum memaksimalkan pemanfaatan internet di bidang kesehatan, misalnya untuk konsultasi dengan ahli kesehatan.
Selain itu, bidang ekonomi baru dimanfaatkan sebanyak 16,83 persen berupa jual-beli daring. Pemanfaatan aplikasi lokal pun masih sedikit, sebanyak 56,79 persen pengguna internet disebutkan jarang menggunakan aplikasi lokal.
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018