Meski menetapkan target pengunjung dan nilai transaksi, Project Director IIMS 2018 Hendra Noor Saleh menegaskan bahwa angka-angka tersebut bukan sebuah tolok ukur keberhasilan penyelenggaraan ajang tahunan tersebut.
Hendra secara pribadi menilai bahwa kemauan peserta, baik itu dari Agen Pemegang Merek (APM) maupun asosiasi-asosiasi industri penunjang otomotif untuk kembali ambil bagian di IIMS 2018 atau edisi mendatang adalah aspek yang lebih penting.
"Buat saya pribadi yang bisa dijadikan patokan adalah tahun depan dia ikut lagi atau tidak," kata Hendra selepas konferensi pers praacara perdana IIMS 2018 di Jakarta, Selasa.
Lebih lanjut, Hendra menuturkan ia di setiap tahun selalu berkeliling ke setiap anjungan peserta menjelang penutupan IIMS.
"Dan ekspresi itu tidak bisa berbohong. Kemudian setelah itu, ketika kita approach untuk IIMS berikutnya dibandingkan sambutannya paralel nggak dengan ekspresinya, kalau sesuai ya berarti dia laku," kata Hendra.
Dalam kata lain, itu bisa menjadi tolok ukur yang lebih relevan dalam menentukan kesuksesan pameran otomotif yang ia selenggarakan walaupun tidak berbentuk alat ukur yang baku ataupun angka.
Lima persen
Hendra juga menyatakan target nilai transaksi yang ditetapkan tersebut naik lima persen dibandingkan pencapaian IIMS 2017 senilai Rp3,2 triliun lewat transaksi 10.000 unit mobil dan 1.000 unit sepeda motor.
Pun demikian, Hendra menegaskan angka tersebut adalah sebuah data yang didapatkan dari laporan-laporan peserta IIMS 2017, sedangkan menurut dia tidak seluruhnya peserta melaporkan transaksi yang berlangsung di ajang tersebut setiap tahunnya.
Lagi-lagi, Hendra menuturkan bahwa angka tersebut tidak bisa serta merta menjadi tolok ukur data valid IIMS 2017 sebab setidaknya dua tingkat saringan untuk pembentukan data tersebut.
"Yang melapor mungkin tidak sampai 70 persen. Yang kedua, yang melapor juga kita tidak bisa memastikan ataupun memaksa dia memang memberikan data 100 persen dari aktivitas penjualan," ujarnya.
IIMS 2018 akan diramaikan 15 jenama kendaraan roda empat dan delapan jenama kendaraan roda dua.
Dari roda empat terdapat Audi, BMW, Chevrolet, Datsun, DFSK, Honda, Hyundai, Mazda, MINI, Mitsubishi Motors, Mercedes-Benz, Suzuki, Toyota, VW dan Wuling.
Sedangkan dari roda dua ada Aprilia, BMW Motorrad, Kawasaki, Kymco, Moto Guzzi, Piaggio, Royal Enfield dan Vespa.
Hendra mengaku kepastian kehadiran jenama-jenama tersebut didapatkan Dyandra dengan para APM masing-masing.
"Kalau kemudian di lapangan besok apakah yang melaksanakan APM sendiri atau dia mendelegasikan diler tentu itu di luar kewenangan kami," pungkasnya.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018