Militan ekstremis itu menyerbu Sekolah Menengah Pertama Government Girls Science di Dapchi, negara bagian Yobe, pada Senin petang. Warga setempat awalnya mengatakan para siswi dan guru mereka sudah melarikan diri.
Namun kekhawatiran meningkat mengenai keberadaan murid-murid tersebut, dan seorang siswi yang lolos mengatakan kemungkinan besar mereka diculik oleh anggota Boko Haram menurut siaran kantor berita AFP.
"Kami punya semua alasan untuk mencurigai mereka dibawa oleh penyerang," kata Aisha Yusuf Abdullahi (16), yang kembali ke rumahnya di pusat komersial Yobe, Potiskum.
Orangtua dan wali yang khawatir berkumpul para Rabu untuk mencari jawaban, dengan keterangan berbeda-beda mengenai jumlah siswi yang hilang.
Gubernur Yobe Ibrahim Gaidam mengatakan "lebih dari 50" siswi masih hilang, sementara komisaris polisi Yobe mengatakan ada 111 orang yang hilang.
"Sebanyak 815 murid sudah kembali ke sekolah dan bisa dilihat, dari 926 yang ada di sekolah," kata komisaris polisi negara bagian Abdulmaliki Sumonu.
"Sisanya masih hilang. Tidak ada kasus penculikan yang sejauh ini diproses," katanya kepada para reporter di ibu kota negara bagian Yobe, Damaturu.(mu)
Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018