"Budidaya TERBARU merupakan teknologi budidaya dengan pendekatan multitrofik yang menggabungkan komoditas teripang, bandeng dan rumput laut Gracilaria sp dalam satu tambak," kata Peneliti BBIL LIPI Hendra Munandar di Jakarta, Kamis.
Budidaya TERBARU memanfaatkan biota dalam ekosistem tambak. Rumput laut Gracilaria sp berperan sebagai produsen yang menyerap nutrisi yang berasal dari perairan, pupuk, dan sisa metabolisme biota dalam tambak kemudian mengkonversinya menjadi biomassa melalui proses fotosintesis.
Bandeng merupakan omnivora yang memakan partikel tersuspensi, fitoplankton, dan klekap. Sementara teripang pasir berperan sebagai pemakan detritus yang memanfaatkan bahan organik dalam tambak.
"Melalui metode ini, daur nutrisi dalam sistem budidaya menjadi lebih efisien karena biaya pakan dan pengelolaan kualitas air dapat ditekan secara optimal yang akhirnya berdampak pada penurunan biaya produksi," tuturnya.
Selain lebih ramah lingkungan, Budidaya TERBARU juga memiliki produktivitas dan nilai ekonomi yang lebih baik dibandingkan dengan budidaya masing-masing komoditas secara monokultur.
Perkiraan produktivitas dan pendapatan per tahun untuk lahan tambak seluas satu hektar untuk Budidaya TERBARU lebih tinggi dibandingkan dengan budidaya monokultur yaitu sebesar 17,5 persen (monokultur teripang), 422,2 persen (monokultur bandeng), dan 879,2 persen (monokultur Gracilaria sp).
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018