Timika (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani menilai kondisi warga Kabupaten Asmat, Provinsi Papua kini terus membaik pascakejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk yang melanda wilayah itu sejak September 2017 hingga awal Januari lalu.Ini akan berlangsung sampai akhir tahun. Semua hal yang akan kita bangun di Asmat akan kita kerjakan secara bertahap. Dalam waktu enam bulan ke depan akan kami evaluasi lagi. Sampai sekarang tim masih tetap bekerja."
"Kami melihat kondisi sekarang pascaKLB campak itu sudah semakin membaik. Mudah-mudahan ke depan lebih baik lagi," kata Puan Maharani kepada Antara di Timika, Kamis.
Pada Kamis pagi, Menko PMK Puan Maharani didampingi Menteri Sosial Idrus Marham, Menteri Kesehatan Nila Djuwita F Moeloek, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Asmat guna mengevaluasi sekaligus memonitoring semua program yang dilakukan berbagai komponen pascaKLB campak dan gizi buruk.
Kunjungan kerja empat menteri Kabinet Kerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo itu juga diikuti oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Puan mengatakan hampir 90 persen program kementerian dan lembaga terkait sudah bisa dilakukan di Asmat, termasuk pengiriman berbagai bantuan.
Selama berada di Agats, ibu kota Kabupaten Asmat, beberapa kegiatan yang dilakukan oleh rombongan Menko PMK antara lain pembagian kartu Program Keluarga Harapan (KIP) oleh Menteri Sosial Idrus Marham kepada ibu-ibu setempat, pembagian Kartu Indonesia Pintar (KIP) oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi.
Menko PMK bersama rombongan juga meninjau fasilitas air bersih berupa sumur bor sedalam 200 meter yang dikerjakan oleh jajaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta tanaman untuk menunjang ketahanan pangan yang disalurkan Kementerian Pertanian.
Menyangkut masalah gizi buruk yang menimpa ratusan anak-anak dan balita di Asmat, Menko PMK menegaskan kini sudah ditangani secara baik oleh tim kesehatan terpadu di Asmat.
Saat ini, katanya, tinggal satu pasien kasus gizi buruk yang masih dirawat di RSUD Asmat.
"Dari 80 anak yang kekurangan gizi, tadi kami lihat langsung di RSUD Asmat hanya tinggal dua orang. Satu orang sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya, sedangkan satu orang lagi belum bisa pulang karena ada kelainan medis," jelas Puan.
Kementerian Kesehatan berencana dalam waktu dekat akan mengirim sekitar 30 tenaga kesehatan dari Tim Nusantara Sehat ke Asmat.
Tim Nusantara Sehat yang terdiri atas tenaga perawat, dokter, dokter spesialis dan lainnya itu rencananya tidak hanya bertugas di Kota Agats, tetapi akan memberikan pelayanan ke kampung-kampung (desa) di distrik-distrik (kecamatan) yang jauh dari Kota Agats.
"Tim Nusantara Sehat nantinya akan ditempatkan di distrik lain untuk melihat apakah masih ada hal yang perlu terus kita antisipasi," jelas Puan.
Sedangkan berkaitan dengan masalah pendidikan anak-anak Asmat, Mendikbud Muhadjir Effendi berjanji untuk menambah tenaga guru yang bertugas di sekolah-sekolah di Asmat.
"Tadi Pak Mendikbud menegaskan bahwa akan diatur agar setiap sekolah harus memiliki guru sehingga anak-anak bangsa mendapat pendidikan yang layak dan memadai," jelasnya.
Menko PMK menegaskan bahwa program mitigasi yang kini berlangsung di Asmat tidak bisa berlangsung dalam waktu relatif singkat mengingat kondisi daerah yang cukup sulit.
"Ini akan berlangsung sampai akhir tahun. Semua hal yang akan kita bangun di Asmat akan kita kerjakan secara bertahap. Dalam waktu enam bulan ke depan akan kami evaluasi lagi. Sampai sekarang tim masih tetap bekerja," jelas Menko PMK, Puan Maharani.
Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018