• Beranda
  • Berita
  • Trump desak Meksiko halangi pendatang ilegal dari El Savador

Trump desak Meksiko halangi pendatang ilegal dari El Savador

24 Februari 2018 20:27 WIB
Trump desak Meksiko halangi pendatang ilegal dari El Savador
Presiden Amerika Serikat Donald Trump (REUTERS/Jonathan Ernst)
Washington/San Salvador (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Jumat meminta Meksiko untuk berbuat lebih banyak untuk mencegah pendatang ilegal dari El Salvador memasuki AS.

Trump kembali mendorong pembangunan tembok perbatasan yang telah lama diusulkan, namun tidak mengatakan bahwa Meksiko akan mendanainya.

Trump, dalam tulisan di Twitter, mengatakan bahwa penegak hukum Amerika Serikat telah mengusir para anggota gerombolan dari El Salvador namun mereka terus kembali.

Trump menambahkan bahwa El Salvador hanya mengambili uang negaranya dan meminta Meksiko membantu lebih banyak untuk menangani masalah tersebut.

"Kita perlu dinding perbatasan!," tegas Trump.

Kementerian Luar Negeri El Salvador menolak pernyataan Trump, dengan mengatakan bahwa kelompok geng tersebut kembali melawan martabat negara dan mengabaikan usaha dan kontribusi dalam kerja sama regional dengan AS dalam memerangi kelompok kriminal.

Pemerintah El Salvador menggarisbawahi penangkapan terhadap para pemimpin geng baru-baru ini serta penyerangan terhadap organisasi kriminal mereka, serta usaha bersama dengan Honduras dan Guatemala, yang secara kolektif dikenal sebagai Segitiga Utara.

Pada September, Departemen Kehakiman AS dan pihak berwenang dari El Salvador, Guatemala dan Honduras mengumumkan tuntutan pidana terhadap lebih dari 3.800 anggota geng MS-13 dan 18 Street, yang 70 di antaranya berada di enam negara bagian AS.

Pernyataan Jumat tersebut menandai kedua kalinya dalam beberapa bulan pemerintahan Presiden Salvador Sanchez Ceren mengirim surat protes resmi kepada Washington.

Bulan lalu, pihaknya memprotes pernyataan yang dirujuk di media pada Trump, yang menyebut kampung halaman beberapa pendatang sebagai negara "lubang kotoran."

Juga pada Januari, pemerintahan Trump memperketat penegakan aturan imigrasi, dengan mengatakan sekitar 200 ribu pendatang Salvador yang diizinkan untuk tinggal dan bekerja di AS sejak 2001 akan kehilangan hak mereka untuk tetap tinggal di negara tersebut pada 2019, demikian Reuters.

(Uu.KR-DVI/T008)

Pewarta: SYSTEM
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018