"Kalau Egy terlalu terburu-buru untuk menyepakati kontrak dengan klub di Eropa dan belum menyelesaikan sekolahnya, dia akan masuk ke akademi di sana karena usia masih di bawah 18 tahun," kata Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta dalam pembukaan pengukuhan Forum Pembina Sekolah Sepak Bola Indonesia (FOPSSI) di Jakarta, Senin.
Kemenpora, lanjut Isnanta, tidak menginginkan Egy hanya berpindah sekolah dari SKO Ragunan ke akademi di Eropa, tetapi berharap dapat segera bergabung dengan pemain-pemain pada tim sepak bola yang telah dipilihnya.
"Egy sebenarnya telah dipanggil untuk masuk dalam tim sepak bola nasional senior U-22 selain sebagai pemain dalam tim U-18. Dia sudah masuk dalam proses pemusatan pelatihan tim senior," kata Isnanta.
Setelah masuk sebagai salah satu pemain tim nasional senior, Isnanta mengatakan Egy harus mengikuti sejumlah latihan dan memundurkan jadwal kontrak dengan klub di Eropa pada Mei.
"Jika pemusatan latihan itu akan terus berlanjut sampai Asian Games, kami ingin Egy menomorsatukan kepentingan nasional sebagaimana komitmen awal. Lalu, Egy berhak untuk menggali ilmu dan pengalaman lebih baik di Eropa," kata Isnanta.
Kemenpora, menurut Isnanta, tidak memaksakan suatu klub sepak bola di Eropa bagi Egy dan mempersilakan pemain asal Sumatera Utara itu untuk mencari klub yang sesuai baginya.
"Kami hanya tidak ingin Egy sampai di Eropa justru tidak sebagai pemain atau pemain cadangan mati. Lebih baik, Egy memilih ke klub yang memberikan `jam terbang` lebih banyak untuknya," ujar Isnanta.
Pada awal Januari, Menteri Pemuda dan Olahraga mendukung cita-cita Egy untuk menaklukkan Eropa dan menjadi pemain profesional setelah menyelesaikan pendidikan di SKO Ragunan.
"Pilihan Egy untuk memilih klub sepak bola dan negara tertentu di Eropa tentu ada pertimbangan seperti soal psikologis dan bahasa. Dia masih punya waktu satu hingga dua bulan untuk memutuskan klub dan negara pilihannya," kata Menpora.
Meskipun mendukung Egy untuk bermain secara profesional di Eropa, Menpora mengingatkan pemain berusia 17 tahun itu harus tetap kembali dan mendukung tim sepak bola nasional jika negara membutuhkannya.
"Bermain dimana pun, itu adalah hak warga negara. Tapi jika timnas membutuhkan, termasuk dalam pertandingan Asian Games, Egy harus pulang dan membal timnas," kata Menpora.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018