"Salah satu kendala korban bencana adalah kesulitan makanan karena tidak bisa memasak. Karena itu Kemensos memberikan bantuan lauk-pauk yang di antaranya merupakan bahan makanan siap santap," Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa.
Kementerian Sosial menyerahkan bantuan logistik senilai lebih Rp347 juta bagi korban banjir di Cirebon dan santunan ahli waris bagi satu korban meninggal senilai Rp15 juta.
Ada pula bantuan logistik tanggap darurat sebanyak 400 paket lauk-pauk. Bersama mitra lainnya, Kemensos juga mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makan pengungsi.
Menurut Camat Ciledug, Kabupaten Cirebon, Iman Supriadi, banjir datang pada Jumat (23/2) sekitar pukul 23.00 WIB. Di kecamatan ini ada dua desa yang terdampak, dengan jumlah pengungsi sebanyak 70 kepala keluarga, kata Iman.
Sejauh ini, ada beberapa tempat yang menjadi lokasi penampungan pengungsi, di antaranya di gedung milik Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI), dan sejumlah gedung sekolah.
Perangkat desa setempat, Ahmad Yani menyatakan, warga kini mulai membersihkan tempat tinggalnya dari lumpur.
"Siang mereka membersihkan rumah, malam mereka ke pengungsian," katanya.
Menurut dia, warga di pengungsian masih membutuhkan sejumlah bantuan seperti makanan siap saji, obat-obatan, dan air bersih.
"Yang utama makanan, sebab kompor warga terendam air. Jadi kami belum bisa memasak," katanya.
Saat bencana terjadi, di sejumlah lokasi, ketinggian genangan air mencapai sekitar dua meter atau setinggi genting rumah.
Terdapat delapan kecamatan yang terendam banjir yakni Kecamatan Losari, Ciledug, Pasaleman, Pabedilan, Waled, Pangenan, dan Gebang. Banjir terjadi akibat tingginya intensitas hujan dan meluapnya Sungai Cisanggarung dan Sungai Cijangkelok.
Baca juga: Mensos akan tinjau pengungsi banjir Cirebon
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018