"Kami mendorong Bulog untuk bisa membeli gabah sebesar-besarnya," kata Mentan di Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Kamis.
Mentan mengemukakan itu saat meninjau Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian dengan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir.
Menurut Amran, penyerapan gabah untuk stok beras menjadi penting apalagi pemerintah juga tengah meningkatkan produktivitas pertanian nusantara.
Dalam kunjungan tersebut, Mentan bersama-sama Menristekdikti melihat berbagai inovasi alat mesin pertanian yang telah dikembangkan oleh balai besar tersebut.
Mentan juga mengingatkan, sejumlah teknologi seperti mesin mesin panen multikomoditas jagung dan padi dinilai dapat menekan biaya produksi hingga 40-50 persen.
Selain itu, ujar dia, mekanisme pertanian lainnya yang juga sangan bermanfaat bagi petani antara lain adalah "hand tractor" dan "combine harvester", yang bisa mempercepat panen di lahan berhektare-hektare.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pada Selasa (27/2) pagi mengecek langsung stok beras Perum Bulog, yang jika diperlukan akan digunakan pemerintah untuk operasi pasar.
Enggartiasto bersama rombongan mengawali pengecekan di Gudang Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Ia mengatakan bahwa Pemerintah menjamin beras impor asal Thailand dan Vietnam yang masuk ke pasar dalam negeri tidak akan merugikan petani.
"Beras impor yang masuk, benar masuk di gudang Bulog sebagai cadangan. Kapan dikeluarkan, nanti pemerintah akan melihat perkembangan," katanya.
Perum Bulog akan terus menyerap gabah dan beras petani menggunakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Rp3.700 per kilogram untuk gabah kering panen di tingkat petani dan Rp3.750 per kilogram di tingkat penggilingan. Sementara untuk gabah kering giling, HPP ditetapkan Rp4.600 per kilogram di tingkat penggilingan dan Rp4.650 di gudang Bulog.
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti menyatakan hingga akhir Februari 2018 stok beras di gudang Bulog 261.000 ton.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018