Bekasi (ANTARA News) - Sejumlah nelayan di Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mengeluhkan tingginya tingkat kontaminasi limbah industri di lingkungan mereka kepada Calon Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.Soal limbah laut, biar pemerintah yang mencarikan solusinya. Nggak masuk akal kalau nelayan yang harus selidiki limbah."
"Limbah industri menyebabkan ikan mati dan tambak ditinggal nelayan karena tidak ada hasilnya. Air tercemar, kotor, bau yang berasal dari limbah industri," kata salah satu nelayan di Pantai Mekar Muaragembong, Nari, Kamis.
Warga di Kampung Nelayan Pantai Mekar berharap pemimpin Jabar kelak mau memperhatikan para nelayan yang kini tengah dihadapi masalah limbah yang menyebabkan kerusakan ekosistem laut.
Nari yang juga menjabat sebagai Ketua Gabungan Kelompok Nelayan setempat mengungkapkan hal itu kepada Kandidat Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, saat berkunjung pada Kamis.
Menurut Nari, pihaknya sudah melaporkan masalah limbah ke Pemerintah Kabupaten Bekasi dan Kementerian Lingkungan Hidup, namun sampai sekarang belum ada penanganannya.
"Saya malah disuruh cari dari mana asal limbah itu. Bagaimana saya mau nyari, caranya saja saya tidak tahu dan setiap hari saya sibuk cari ikan di laut," ujarnya.
Warga Desa Pantai Mekar ini dihuni oleh 500 Kepala Keluarga yang mayoritasnya bermata pencaharian sebagai nelayan dan bertani padi.
Kampung Nelayan Pantai Mekar berada ujung pesisir laut Kabupaten Bekasi.
Sejumlah nelayan juga mengeluhkan abrasi yang sering terjadi karena tidak adanya infrastruktur pemecah ombak.
Selama ini untuk menghindari abrasi, nelayan menanam mangrove untuk memperkuat pondasi rumah mereka di bibir laut.
Namun tanaman mangrove tak mampu menahan abrasi yang cukup kuat sehingga lahan tempat tinggal warga terus tergerus.
"Kami ingin pemimpin Jabar nanti bisa membangun pemecah ombak agar abrasi tidak terus terjadi," kata nelayan lainnya, Marudi (60).
Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa di desanya kesulitan air bersih karena instalasi air bersih belum tembus hingga ke desanya.
"Air tanah di sini asin, kami berharap ada air bersih, " kata Muradi.
Selain itu, kata dia, sungai citarum yang mengarah ke laut saat ini sudah mengalami sedimentasi dan diharapkan bisa segera dilakukan normalisasi agar air dari Sungai Citarum bisa mendorong air laut hasil abrasi ke laut.
Menanggapi keluhan nelayan, Ridwan Kamil menyatakan pihaknya sudah mencatat dan akan mempersiapkan solusinya berupa pembuatan dam dan hutan mangrove harus tetap dilestarikan.
"Soal limbah laut, biar pemerintah yang mencarikan solusinya. Nggak masuk akal kalau nelayan yang harus selidiki limbah," ujarnya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018