• Beranda
  • Berita
  • Badai terjang pantai timur Amerika Serikat, 2.400 penerbangan dibatalkan

Badai terjang pantai timur Amerika Serikat, 2.400 penerbangan dibatalkan

3 Maret 2018 09:24 WIB
Badai terjang pantai timur Amerika Serikat, 2.400 penerbangan dibatalkan
Arsip Foto. Seorang perempuan berjalan di jalan saat badai salju di Long Beach, New York, Amerika Serikat, Kamis (4/1/2018). (REUTERS/Shannon Stapleton)
Washington (ANTARA News) - Angin kencang, hujan lebat, gelombang tinggi dan salju yang turun sporadis menimbulkan kekacauan di seluruh East Coast, Amerika Serikat,  Jumat (2/3), menyebabkan ribuan penerbangan dibatalkan, mematikan listrik di bagian Washington DC, dan membuat 22 juta warga pantai menerima peringatan banjir.

"Hadapi topan ini secara serius!" demikian peringatan Natioanl Weather Service di Boston melalui akun Twitter pada Jumat pagi (2/3). "Ini adalah situasi HIDUP & MATI buat mereka yang tinggal di sepanjang pantai, terutama mereka yang berada di garis pantai...."

Dengan bulan penuh, air laut berada pada tingkat tertinggi bulan ini, dan topan bisa membawa air setinggi tak kurang dari empat kaki (sekitar 1,22 meter) ke permukiman pesisir, kata pembawa acara prakiraan cuaca CNN, mengemukakan bahwa 22 juta lebih orang Amerika sekarang menghadapi peringatan banjir pantai.

"Jangan menghadapi topan, jika kalian diberitahu untuk mengungsi," kata Gubernur Massachusetts Charlie Baker kepada warga agar bersiap, mengatakan ia telah mengerahkan Garda Nasional.

"Ini adalah salah satu badai paling ekstrem dalam sejarah belakangan dalam hal banjir pantai dan angin merusak yang berpotensi menerjang sepanjang pantai dan hujan lebat menjadi faktor penting," kata para pejabat Lembaga Penanganan Keadaan Darurat Massachusetts, memperkirakan gelombang "akan sangat tinggi" dalam beberapa hari ke depan.

Di New Jersey, para pejabat juga memperkirakan hujan lebat akan membuat sebagian air sungai dan anak sungai meluap, dan mempengaruhi saluran air.

Pada Jumat, sedikitnya 2.400 penerbangan telah dibatalkan di seluruh Amerika Serikat, termasuk di Bandar Udara John F. Kennedy, LaGuardia, Newark di New York, kata FlighAware.com. Banyak pelancong terjebak.

Di Washington DC, lebih 300 penerbangan ditunda atau dibatalkan di tiga bandar udara utamanya. Seorang pilot melaporkan bahwa pendaratan "yang penuh guncangan" di daerah Washington DC membuat penumpang dan awak mual, kata US Aviation Weather Center di akun Twitter.

Kecepatan angin lebih dari 50 sampai 60 mil per jam telah dilaporkan di bandar udara di daerah Washington DC pada Jumat pagi. Kantor federal tidak buka pada Jumat, dan sekolah ditutup serta pengumpulan sampah ditiadakan. Pemerintah Washington DC juga mengaktifkan siaga hipotermia, dan mendesak tunawisma agar berlindung.

Setelah Kamis malam, lebih dari 100.000 pelanggan tak memperoleh pasokan listrik di wilayah Washington DC, kata satu laporan Washington Post. Amtrak menyatakan listrik padam mempengaruhi layanan kereta di Northeast Corridor.

Pohon yang tumbang terlihat di Washington DC dan daerah sekitarnya pada Jumat pagi, sementara angin kencang diperkirakan terus berhembus hampir sepanjang hari, sehingga Jumat didugta menjadi hari paling berangin di Ibu Kota AS tersebut sejak Badai Sandy menerjang pada Oktober 2012.

Kota besar utama di Northeast, seperti Philadelphia dan New York, mungkin menghadapi cuaca campuran salju, hujan dan hujan bercampur salju, meskipun salju diperkirakan tidak menumpuk menurut meteorolog CNN.

Gubernur New York Andrew Cuomo mendesak warga agar memperhatikan prakiraan cuaca.

U.S. National Weather Service menyatakan angin kuat kemungkinan masih bertahan sepanjang Jumat hingga Sabtu, dan salju yang turun akan berat dan basah, berpotensi menumbangkan pohon dan tiang listrik, memicu pemadaman listrik.

"Maret datang seperti seekor singa, dan kita mesti bersiap untuk menghadapi salju, hujan lebat dan banjir di seluruh New York akhir pekan ini," demikian peringatan lembaga itu sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua. (Uu.C003)
 

Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018