• Beranda
  • Berita
  • Keragaman hayati menghilang lebih cepat dari laju alami

Keragaman hayati menghilang lebih cepat dari laju alami

3 Maret 2018 10:25 WIB
Keragaman hayati menghilang lebih cepat dari laju alami
Populasi harimau liar di Asia yang lebih dari satu abad lalu tak kurang dari 100.000 sekarang tinggal kurang dari 4.000 harimau menurut Wakil Sekretaris Jenderal PBB Amina Mohammed. (pxhere)
Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB, New York (ANTARA News) - Keragaman hayati menghilang pada tingkat seribu kali dari kecepatan alamiah, kata Wakil Sekretaris Jenderal PBB Amina Mohammed pada Jumat (2/3), ketika berbicara dalam acara peringatan Hari Margasatwa Dunia yang jatuh pada 3 Maret.

Dia menyerukan upaya gabungan dari konsumen, masyarakat, pembuat kebijakan dan pengusaha untuk menjaga keragaman hayati Planet Bumi, yang berharga dan rentan.

Pada peringatan Hari Margasatwa Dunai tahun ini, pusat perhatian tertuju pada kucing besar --termasuk spesies seperti cheetah, macan kumbang, macan tutul, singa, puma, macan tutul salju dan harimau.

Amina Mohammed mengatakan kucing besar telah mengalami kemerosotan tajam belakangan ini. Lebih dari satu abad lalu, ada tak kurang dari 100.000 harimau liar di Asia. Tapi sekarang yang tersisa tinggal kurang dari 4.000 harimau . "Mereka kehilangan 96 persen dari rentang bersejarah mereka," katanya.

Ceritanya serupa bagi semua kucing besar, demikian peringatan perempuan pejabat itu. "Orang mengatakan kucing punya sembilan nyawa. Kucing besar kita setidaknya berada pada nomor delapan."

Kucing besar adalah spesies yang paling penting. Melindungi hewan tersebut juga berarti melindungi habitat luas tempat mereka hidup dan bermacam kehidupan yang bergantung pada hewan itu, kata Amina Mohammed.

Ia menyerukan paradigma baru bagi pelestarian dan pengelolaan habitat secara berkelanjutan --paradigma yang mengakui pertumbuhan ekonomi bukan berada pada konflik langsung dengan pelestarian.

Keduanya dapat dan mesti hidup berdampingan, kata Amina Mohammed. "Tanpa pembangunan masyarakat yang berkelanjutan, perburuan gelap dan pedagangan ilegal tidak akan sepenuhnya bisa dihapuskan dan keragaman hayati tidak akan terlindungi," katanya sebagaimana dikutip Xinhua. (Uu.C003)
 

Pewarta: -
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018