"Meskipun kanker dapat diobati namun dalam prosesnya membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit. Satu hal yang harus selalu kami ingatkan adalah lakukan deteksi dini dalam periode yang berkesinambungan. Misalnya pencegahan suntik vaksin untuk cegah kanker serviks dan hepatitis," kata Jeffrey dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Minggu.
Dunia kesehatan di Indonesia mencatat bahwa kanker didominasi oleh penyakit paru, kanker payudara dan kanker serviks. Namun dominasi penyakit-penyakit tersebut dapat diobati dengan presentasi keberhasilan sejumlah 43 persen.
Menurut dia, manfaat deteksi dini, apabila diketemukan kanker dalam fase stadium lanjut maka tim ahli dapat melakukan penanganan pengobatan secara maksimal.
"Deteksi dini kanker sangat bermanfaat. Apabila diketemukan bakal calon kanker pada tubuh, persiapan pengobatan akan semakin mudah. Beda penanganan apabila pasien datang setelah menderita kanker secara akut," katanya.
Sementara itu, dr. Niken Wastu Palupi, Kasubdit Penyakit Kanker dan Kelainan Dalam Kementerian Kesehatan menyampaikan bahwa pihak Kementerian Kesehatan sejak 2012 telah meluncurkan kampanye CERDIK, yaitu kampanye sederhana guna mencegah timbulnya gangguan berbagai penyakit dalam, termasuk kanker.
Niken menjelaskan, CERDIK merupakan singkatan dari Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup, dan kelola stres.
"Jika CERDIK dijalankan dengan baik, maka dapat mengurangi risiko terkena kanker," katanya.
Pewarta: Tasrief Tarmizi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018