AHY undang Jokowi hadiri Rapimnas Demokrat

6 Maret 2018 13:15 WIB
AHY undang Jokowi hadiri Rapimnas Demokrat
Komandan Satuan Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan undangan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat di Sentul pada 10-11 Maret 2018. (ANTARA/Desca Lidya Natalia)
Jakarta (ANTARA News) - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menemui Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan undangan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat di Sentul pada 10-11 Maret 2018.

"Saya memohon waktu bisa bertemu Bapak Presiden Jokowi untuk menyerahkan undangan Rapimnas Partai Demokrat yang akan diselenggarakan pada 10-11 Maret 2018 di Sentul. Kami berharap kehadiran beliau di tengah-tengah seluruh kader yang dihadirkan dalam rapimnas tersebut," kata Agus di lingkungan istana kepresidenan Jakarta, Selasa.

Agus sebagai Komandan Satuan Bersama (Kogasma) Partai Demokrat untuk Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 datang sendiri menemui Presiden Jokowi sekitar pukul 11.30 WIB. Ia mengenakan jas biru tua dengan kemeja kotak-kotak biru muda lengkap dengan kacamata hitam.

"Tadi sudah diterima oleh Pak Jokowi. Beliau Insya Allah hadir pada tanggal 10, dan mudah-mudahan membawa kebaikan termasuk beliau sebagai pemimpin memiliki harapan sendiri, hal-hal yang penting untuk disampaikan kader Demokrat," ungkap Agus.
 


Ini adalah kali kedua Agus menemui Presiden Jokowi di istana kepresidenan. Pertemuan pertama dilakukan pada 10 Agustus 2017 lalu, saat itu Presiden Joko Widodo ditemani oleh putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka.

"Tadi kami `ngobrol` dengan cukup rileks, cair. Ada beberapa hal yang kami bicarakan, kami diskusikan dengan harapan yang baik untuk negeri ini, di tahun politik dan tahun depan apalagi. Kita berharap semua berjalan lancar, aman, demokratis dan pada akhirnya membawa kebaikan untuk seluruh rakyat Indonesia," tambah Agus.

Namun menurut Agus, pertemuan tersebut tidak secara spesifik membicarakan mengenai dukungan kepada Presiden Jokowi menjadi calon presiden maupun Agus sebagai calon wakil presiden pada pemilu 2019.

"Tidak ada spesifik ke arah sana, tentunya semua itu sangat berpulang pada Presiden Jokowi. Kita tahu Presiden (Jokowi) jadi kandidat terkuat di Pilpres 2019, tapi tentu tidak semudah atau sesederhana yang dibayangkan untuk membangun koalisi atau dalam menentukan siapa yang menjadi pasangan, membutuhkan berbagai pertimbangan beliau. Kami tak bicara secara khusus ke arah sana," tambah Agus.

Baca juga: AHY: parpol sedang "shopping" jelang pemilu 2019
Baca juga: AHY: Demokrat harus berkoalisi pada Pemilu 2019


Agus yang pernah maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta pada 2017 lalu mengaku bahwa ia berharap agar kondisi politik Indonesia di tahun politik semakin sehat, matang, dan dapat mengedukasi seluruh warga.

"Jangan sampai terbelenggu politik praktis jangka pendek. Kita harus memahami demokrasi bukan tujuan akhir, tapi upaya untuk melahirkan gagasan," ungkap Agus.

Pada 23 Februari 2018, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDI Perjuangan di Denpasar, Bali mengumumkan pencalonan Joko Widodo sebagai capres PDI Perjuangan dan meminta semua kader PDI Perjuangan siap memenangkan Jokowi dalam Pilpres 2019 dengan semua tenaga dan sumber daya.

Saat ini sudah ada 8 parpol yang mendukung Jokowi maju sebagai capres pada pemilu 2019 yaitu PDI-P, Nasdem, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, Hanura, Perindo, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).

Baca juga: Pengamat: pertemuan AHY-Jokowi sinyal dukungan Demokrat
Baca juga: Pengamat: Agus Harimurti berpotensi jadi cawapres Jokowi

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018