"Secara kuantitas cukup menggembirakan. Namun, kami belum puas," kata Nofrijal, ditemui seusai pembukaan Pertemuan Nasional Konsultasi Kepala Subbagian di Lingkungan Sekretariat dan Inspektorat Utama BKKBN 208, di Gorontalo, Selasa.
Nofrijal mengatakan keberhasilan pencanangan Kampung KB di seluruh Indonesia secara kuantitas itu harus dibarengi dengan keberhasilan secara kualitas. Bahkan, dia menyebut, kualitas yang seharusnya lebih ditonjolkan.
"Jadi tidak hanya mencanangkan, tetapi juga mengisi. Ada tiga hal untuk mengisi Kampung KB agar lebih berkualitas," katanya lagi.
Pertama, kata dia, Kampung KB harus memiliki layanan teknis mulai dari pos pelayanan terpadu (posyandu), konseling pranikah hingga pemberdayaan ekonomi keluarga.
Kedua, Kampung KB harus melibatkan kementerian lain dan dinas-dinas terkait untuk membangun infrastrukturnya, terutama infrastruktur ekonomi dan kesehatan.
"Misalnya pengaturan sanitasi kampung. Kemudian juga infrastruktur ekonomi, karena kesejahteraan tidak akan meningkat bila tidak ada dukungan sarana dan prasarana ekonomi," katanya.
Ketiga, menurutnya lagi, yang menjadi tugas BKKBN adalah pengasuhan orang tua.
Kampung KB harus bisa menjadikan orang tua memiliki keterampilan untuk mengasuh anggota keluarganya, kata dia pula.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018