"Apresiasi tinggi kepada Walhi Sumut yang berhasil menjadikan Sumut tuan rumah kegiatan peringatan Hari Bumi. Diharapkan momentum itu juga dijadikan Sumut semakin ramah lingkungan," ujarnya di Medan, Rabu.
Dia mengatakan itu saat menerima kunjungan pengurus Walhi Sumut yang menyampaikan rencana kegiatan itu.
Menurut Erry, Hari Bumi sangat perlu diperingati agar semua orang bisa tetap ingat dan dapat terus melestarikan dan menjaga lingkungan.
Penjagaan lingkungan, kata dia juga sudah menjadi persoalan dan mendapat perhatian besar dunia karena terganggunya lingkungan.
"Lihat di beberapa negara yang harusnya di bulan Maret sudah memasuki musim semi, tetapi nyatanya masih mengalami musim dingin," katanya.
Gubernur berharap, Sumut bisa tetap terdepan dalam kepedulian lingkungan.
"Ingat Sumut menjadi penggagas pertemuan dunia untuk membahas persoalan lingkungan yang diawali dari Lake Toba Summit," ujarnya.
Dewan Daerah Walhi Sumut, Surya Adinata, mengatakan peringatan Hari Bumi di Medan dilakukan mulai 21 April 2018 dengan rangkaian acara seremoni dan pameran produk masyarakat komunitas di Lapangan Merdeka Medan.
Kemudian 22 April 2018 digelar Karnaval Hari Bumi yang akan diikuti sebanyak 2.500 orang dan direncanakan dihadiri Presiden RI Jokowi serta Menteri Lingkungan Hidup.
Sementara 23 April 2018 akan digelar pameran dan pembukaan workshop nasional dan 24-26 April 2018 ada dialog dengan masyarakat dengan rencana lokasi di Danau Toba atau Brastagi, Karo.
"Perayaan Hari Bumi itu juga akan menggelar `Field Trip Jurnalis" di Kabupaten Serdang Bedagai yang dianggap sebagai salah satu daerah dengan lingkungan yang baik," katanya.
Kepala Departemen Kajian, Pembekalan dan Hukum Lingkungan Walhi Pusat, Zenzi Sutadi yang juga Ketua Panitia Peringatan Pekan Bumi 2018 menyebutkan, dalam kegiatan itu juga diagendakan penandatangan kerja sama dengan Gubernur Sumut terkait transparansi perizinan sektor mineral dan batubara (Minerba) di Sumut.
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018
