"Kami ikuti aturan itu, karena sekarang masuk tol juga macet. Kita ngalah dulu, sampai proyeknya selesai dan pasti lancar di dalam tolnya," kata Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Aptrindo, Gemilang Tarigan, di Bekasi, Rabu.
Namun demikian, ia juga memprediksi potensi terjadinya kerugian pengusaha ekspedisi sebagai dampak pembatasan melintas truk bertonase berat di lintasan Tol Jakarta-Cikampek mulai 12 Maret 2018.
Pembatasan operasional laju truk di ruas tol Jakarta-Cikampek yang diberlakukan mulai pukul 06.00-09.00 WIB diprediksi berdampak pada kerugian pelaku usaha truk.
"Pembatasan operasional truk itu pasti membuat rugi pelaku usaha karena waktu pendistribusian barang dari Pelabuhan Tanjung Priok ke pabrik di Kawasan Industri Cikarang menjadi tersendat," katanya.
Namun, Tarigan belum mau merinci kisaran kerugian yang dialami oleh masing-masing pelaku usaha.
"Pelaku usaha truk pasti merugi atas pembatasan truk di dalam tol itu. Tapi tidak apa-apalah," katanya.
Data yang tercatat pada Aptrindo DKI Jakarta, kata dia, saat ini ada sekitar 4.000 lebih truk di pelabuhan Tanjung Priok yang berkepentingan dengan lintasan Tol Jakarta-Cikampek.
"Sebanyak 80 persen di antaranya setiap hari melintas jalan tol Jakarta- Cikampek," katanya.
Gemilang mengatakan, pihaknya menghargai dan menjalankan aturan tersebut, sebab selama ini pelaku usaha juga sudah merugi akibat kemacetan parah dari penyempitan jalan.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018