Pencemaran plastik Teluk Jakarta jadi bom waktu

8 Maret 2018 13:20 WIB
Pencemaran plastik Teluk Jakarta jadi bom waktu
Ilustrasi - Sejumlah petugas kebersihan DKI Jakarta memindahkan sampah dari kapal yang diambil dari kawasan teluk Jakarta di Pelabuhan Muara Angke Jakarta, Senin (28/12/2015). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/foc/15)
Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim mengatakan, perlu pemikiran untuk mendapatkan solusi yang menyeluruh atas pencemaran plastik di Teluk Jakarta agar tidak menjadi bom waktu berupa bencana ekologi pada kemudian hari.

"Pandangan kita pada 2030 adalah Teluk Jakarta bersih, jernih dan menjadi sumber air tawar. Persoalan Teluk Jakarta bukan hanya reklamasi," kata Emil Salim dalam acara diskusi di Balai Sidang Jakarta, Kamis.

Menurut Emil Salim, berbagai langkah yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan membangun waduk lepas pantai, membersihkan 13 sungai, dan mengelola sampah terutama plastik, dengan baik.

Emil mengingatkan bahwa Indonesia merupakan negara penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia, setelah China, sehingga kerap terlihat kotoran plastik mengalir di berbagai kawasan perairan di Tanah Air.

Emil memuji program yang diproklamasikan dua tahun lalu oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait pengenaan "fee" terhadap penggunaan plastik di berbagai supermarket dan hipermarket.

"Kalau plastik menjadi soal, maka lekatkan plastik itu terhadap kemampuan menghasilkan ekonomi. Kita jadikan plastik itu sumber pendapatan atau sumber uang," ucapnya.

Dengan demikian, menurut dia, maka inti pokoknya adalah jangan sampai plastik masuk ke dalam sungai atau kawasan perairan lainnya, dan harus berada di luar alam sebagai bagian dari daur ulang.

Emil juga menegaskan pentingnya ada gerakan dari bawah dari akar masyarakat yang juga didukung beragam komunitas untuk benar-benar membersihkan kawasan Teluk Jakarta dari limbah.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018