Executive Vice President Head of Privatization BEI, Saptono Adi Junarso di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa ketiga perusahaan itu menggunakan laporan keuangan periode Desember 2017 sebagai salah satu syarat pelaksanaan IPO.
"Tiga anak BUMN yang sudah melakukan `fillinf` dokumen, yakni PT Bank BRI Syariah, PT Waskita Karya Realty, dan PT Tugu Pratama Indonesia," paparnya.
Selain anak BUMN, lanjut dia, terdapat juga tiga perusahaan rintisan (startup) yang menyandang status "unicorn" sedang mempertimbangkan untuk melaksanakan IPO pada tahun ini. Ketiga perusahaan tersebut adalah Bukalapak, Gojek dan Tokopedia.
Ia mengemukakan bahwa pihaknya telah melakukan pertemuan dengan manajemen perusahaan rintisan itu. Namun, masih terdapat beberapa kendala, diantaranya mengenai valuasi aset tak berwujud (intangible asset).
"Kita sedang berdiskusi dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) agar intangible asset itu bisa divaluasi. Semoga bisa sehingga mempermudah IPO. Aset perusahaan itu bentuknya seperti aplikasi dan software, kita berharap aturannya keluar tahun ini," katanya.
Dalam data BEI, sepanjang 2018 ini baru terdapat dua perusahaan yang telah resmi mencatatkan sahamnya di BEI melalui IPO, yakni PT LCK Global Kedaton Tbk, dan PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018