"Diet vegan memiliki risiko untuk penderita diabetes paling rendah sesuai riset Public Health Nutrition pada 2012," kata Kepala Bagian Riset dan Diklat Indonesia Vegetarian Society (IVS) dr. Hendry Widjaja, MARS. di Jakarta, Jumat.
Dokter Hendry menjelaskan, sebagaimana riset Public Health Nutrition pada 2012, tercatat risiko bagi penderita diabetes untuk masing-masing diet yakni vegetarian 1, semivegetarian 0,72, pescovegetarian (masih mengkonsumsi ikan) 0,49, lacto-ovo vegetarian (masih mengonsumsi susu dan telur) 0,39, dan vegan (tanpa mengonsumsi pangan hewani hingga turunannya) hanya 0,22.
Angka yang semakin rendah dengan tingkat p value sebesar 0,0001 menunjukkan tingkat keamanan paling tinggi sebuah diet bagi penderita penyakit gula.
"Riset sebelumnya dilakukan di University of Kentucky, AS pada 1979 dengan melibatkan 20 penderita DM tipe 2 yang memakai 26 unit insulin," kata Hendry.
Diet yang diberikan meliputi sayuran, buah, padi-padian utuh, dan kacang-kacangan dan sedikit sekali lemak dalam bentuk apapun.
"Ternyata dalam waktu 16 hari, lebih dari 50 persen pasien berhenti menggunakan insulin dan kadar gula darah lebih rendah dari semula. Sisanya dosis insulin menurun drastis," kata Hendry.
Ia juga merujuk pada penelitian serupa yang dilakukan di University of California yang melibatkan 197 pria dengan program perubahan diet menjadi vegan dan olahraga selama 3 minggu.
"Hasilnya 140 pria berhasil menghentikan pemakaian obat. Hal ini membuktikan efek diet dan olahraga sangat baik," katanya.
Hendry mengatakan banyak pakar medis di dunia yang kini percaya bahwa diet menjadi salah satu faktor terbesar bagi kesembuhan sakit seseorang.
Bahkan Dokter Neal Barnard di Amerika Serikat yang juga President of the Physicians Committee for Responsible Medicine (PCRM) mempercayai bahwa vegan membuktikan tidak hanya meredakan gejala suatu penyakit seperti diabetes tetapi sekaligus menyembuhkan suatu penyakit.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018