• Beranda
  • Berita
  • Jasa Marga evaluasi SOP susul kecelakaan truk penyebab kemacetan parah

Jasa Marga evaluasi SOP susul kecelakaan truk penyebab kemacetan parah

9 Maret 2018 19:10 WIB
Jasa Marga evaluasi SOP susul kecelakaan truk penyebab kemacetan parah
Truk pengangkut pipa yang bermasalah sedang dievakuasi di jalan tol Jakarta-Cikampek KM 38+450, Rabu (7/3/2018). (ANTARA News/TMC Polda Metro Jaya)
Bekasi (ANTARA News) - PT Jasa Marga Jakarta-Cikampek mengevaluasi standar operasional prosedur (SOP) penanganan kecelakaan di jalan tol, menyusul insiden yang dialami truk pengangkut pipa besi berbobot 80 ton yang sebabkan kemacetan parah di tol Jakarta-Cikampek, Rabu (7/3).

"Truk pipa itu memang tidak ada izin melintas berdasarkan muatan khusus dengan dimensi besar dan berkecepatan rendah," kata General Manager PT Jasa Marga Jakarta-Cikampek Raddy R Lukman di Bekasi, Jumat.

Menurut dia, proses evakuasi kendaraan berlangsung sejak pukul 10.00 WIB hingga 19.15 WIB dari lokasi kejadian di KM38+450 arah Cikampek hingga di parking bay Jalan Tol Jakarta-Cikampek Km 41 arah Cikampek.

Raddy mengakui proses evakuasi tersebut berjalan lambat karena kondisi lalu lintas padat di sekitar lokasi kejadian.

Truk milik perusahaan ekspedisi PT Surabaya Express dan perusahaan rekanan pemilik pipa PT Platinum Internasional itu mengalami kerusakan pada bagian depan yang bergeser dari dudukan penyangga pipa yang miring ke arah kanan sehingga kendaraan harus berhenti total di lajur 1 sejak pukul 09.15 WIB.

Pipa berbobot 80 ton itu diangkut menggunakan truk berpelat nomor L 9752 UX dengan pengendara bernama Riyanto (40) dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju Karawang.

"Kerusakan itu mengakibatkan kemacetan panjang hingga Jakarta," katanya.

Dikatakan Raddy, sopir maupun muatannya saat ini diamankan pihak kepolisian sebagai barang bukti kejadian untuk ditangani secara hukum yang berlaku.

Dikatakan Raddy, pada awalnya sopir mengaku bahwa beban angkutnya saat itu hanya berkisar 30 ton, namun saat diukur ulang mencapai total 80 ton.

"Saat sopir bilang 30 ton, kami langsung siapkan satu unit crane untuk mengevakuasi pipa, namun tidak kuat. Makanya kita hitung ulang bobotnya dan ternyata beratnya sampai 80 ton. Lalu kita kerahkan tiga unit crane hingga akhirnya bisa bergeser dan membuka sumbatan," katanya.

Bila evakuasi itu dilakukan pada siang hari, kata Raddy, bisa berpotensi mengunci kemacetan yang lebih parah.

"Baru sejam saja kita tutup, antrean panjang sampai ke Jakarta. Makanya didiamkan dulu yang penting dua lajur di sebelah pipa bisa diakses kendaraan," katanya.

Dari kejadian itu, Raddy mengaku telah mengevaluasi standar operasional prosedur timnya untuk mengantisipasi terulangnya peristiwa tersebut.

"Saat akan melintas di tol, harus diatur beban tonasenya oleh petugas di gardu transaksi," katanya.

Selain itu, truk bertonase berat juga diimbau beroperasi pada malam hari di atas pukul 00.00 WIB untuk mengindari antrean di jam sibuk di jalan tol.

"Jam lintasnya akan kita perketat, sebab dari pagi sampai pagi lagi sebenarnya lintasan di Tol Jakarta-Cikampek sudah padat. Biasanya jam 00.00 ke atas kita sarankan truk melintas," katanya.

Itu pun, katanya, diwajibkan ada pengawalan dari tim Jasa Marga dan kepolisian sehingga bila ada kejadian serupa bisa segera tertangani.

"Ini adalah persoalan traffic managemennya yang perlu diperketat lagi," katanya.

Baca juga: Jalan Tol Jakarta-Cikampek macet parah

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018