Hasil analisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa pusat gempa bumi terletak pada kordinat 8,92 drajat lintang selatan dan 116,02 drajat bujur timur.
"Tepatnya pada jarak 32 kilometer arah barat daya Kabupaten Lombok Barat (NTB), pada kedalaman 89 km," kata Kepala Stasiun Geofisika Mataram Agus Riyanto.
Dampak gempa dirasakan masyarakat berupa goncangan lemah di wilayah Kota Mataram (NTB) dalam skala intensitas I skala intensitas gempa (SIG) BMKG, atau I-II "Modified mercalli intensity" (MMI).
Getaran lemah juga dirasakan di Karangasem (Bali). Guncangan dirasakan dalam skala intensitas II SIG (II-III MMI).
"Di daerah itu guncangan gempa bumi dirasakan oleh beberapa orang," kata Agus.
Lebih lanjut, Agus mengatakan jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia.
Hingga pukul 11.16 WITA, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
"Kami mengimbau masyarakat di wilayah Bali dan Lombok, agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," kata Agus.
Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan 3,8 pada skala Richter mengguncang Bali dan Pulau Lombok (NTB), pada 23 Februari 2018.
Baca juga: Gempa bumi mengguncang Bali dan Lombok
Pewarta: Awaludin
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018