"Kemarin saat tiba dirumah duka di Desa Kotabes, kamipun memeriksa tubuhnya. Kagetnya karena disekujur tubuh saudara saya ini terdapat bekas jahitan," kata kakak kandung almarhum Saul Boimau saat dihubungi Antara di Kupang, Senin.
Ia menjelaskan bahwa kondisi tubuh dari saudaranya itu terlihat ada jahitan mulai dari bagian leher hingga ke perut bagian bawah, yang dicurigai sebagai kasus pencurian organ tubuh manusia.
Saul mengatakan dirinya bersama kelurga besarnya protes keras akan hal tersebut, sebab proses yang dilakukan tanpa ijin dari keluarga besarnya.
"Kami tidak tahu ini jahitan apa. Tetapi kami akan kawal masalah ini dan melaporkan kepada pihak berwajib untuk mengusut hal ini," ujarnya.
Ia mengatakan bahwa jika ingin melakukan otopsi atas kematian saudaranya seharusnya ada pemberitahuan dari pihak rumah sakit, baik ke KBRI atau kepada dirinya atau keluarganya.
Sementara itu dari surat yang diterimanya, tertulis jelas bahwa saudaranya itu meninggal akibat sesak napas, sehingga menurutnya tak perlu untuk dilakukan otopsi.
Milka Boimau adalah satu dari TKI asal NTT yang sebelumnya dikabarkan meninggal dunia di negeri Jiran tersebut. Milka Boimau merupakan warga yang berasal dari Desa Kotabes, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang.
Sementara satu lagi Mateus Saman, TKI NTT yang berasal dari Desa Gurung Liwut, Kecamatan Borong Kabupaten Manggarai. Mateus dikabarkan meninggal di Tawau pada 5 Maret 2018 akibat Sakit Jantung, sementara Milka Boimau meninggal di Penang pada 7 Maret 2018 akibat sakit paru-paru.
Pewarta: Kornelis Aloysius Ileama Kaha
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018