"Saya ingin kesempatan ini untuk mengucapkan terima kasih telah berpartisipasi dalam pembiayaan sejumlah proyek di Indonesia selama dua tahun pertama ini," kata Presiden saat menerima delegasi AIIB di Istana Kepresidenan Bogor, Senin.
Kepala Negara juga mengucapkan selamat atas beroperasinya AIIB dalam dua tahun pertama telah berjalan sukses.
"Indonesia adalah salah satu negara pertama di dunia yang sepenuhnya mendukung gagasan AIIB. Salah satu tindakan pertama saya ketika menjadi Presiden Indonesia pada tahun 2014 adalah menyatakan kepada Presiden Xi Jinping, dukungan penuh Indonesia dan serius untuk bergabung dengan AIIB," ungkapnya.
Indonesia telah menjadi anggota dalam Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) sejak 2016, dimana bank tersebut telah mendanai sebanyak 12 proyek infrastruktur besar untuk negara-negara anggotanya.
Presiden juga mengatakan kegembiraannya terkait kunjungan AIIB ke berbagai prroyek yang sedang di Indonesia, yakni proyek MRT Jakarta dan ke Jawa Tengah untuk mengunjungi Yogjakarta dan Solo. "Proyek MRT jakarta diluncurkan saat saya menjadi gubernur Jakarta dan saya memulai karir saya di bidang politik sebagai walikota secara Solo. Jadi saya sangat senang melihat jadwal anda minggu ini, anda akan mengunjungi kedua tempat tersebut," kata Presiden.
Pimipinan delegasi AIIB (direktur perwakilan australia) Christopher Legg mengatakan kedatangan ke Istana Bogor untuk mendengar dari Presiden Indonesia dan apa yang diinginkannya dari AIIB.
"Pemerintah (Indonesia) sangat menginginkan untuk membangun infrastruktur, melihat tantangan-tantangan, dan menginginkan AIIB bisa efisien dan efektif dalam membuat kesepakatan-kesepakatan dengan Indonesia," kata Legg.
Dia mengakui bahwa AIIB masih memberikan pinjaman tiga proyek di Indonesia karena masih muda, dimana baru dua tahun beroperasi dan baru memiliki sedikit pekerja dan kantor yang masih kecil.
"Dua tahun ini sudah menyalurkan 20 pinjaman dan tiga untuk Indonesia. Saya berharap ini akan berharap, setidaknya, 4-5 miliar dalam dua tahun mendatang, Indonesia akan mendapat bagian yang sangat signifikan dari itu, tapi tentu soal pinjaman akan tergantung pada penggunaan dari wilayah itu," kata Legg.
Indonesia yang merupakan pemegang saham dan pendiri AIIB telah mendapatkan pinjaman tiga proyek, yakni untuk sektor urban dan multi sektor.
Di sektor urban terdiri dari dua proyek, yakni Peningkatan Permukiman Kumuh Nasional di Indonesia dengan dana pinjaman dari AIIB sebesar 216,5 juta dolar AS atau setara Rp2,8 triliun dan Bank Dunia sebesar 216,5 juta dolar AS.
Sedangkan multi sektor meliputi Proyek Dana Pembangunan Infrastruktur Daerah dan Proyek Perbaikan dan Keselamatan Operasional Damage Tahap II.
Dalam kunjungan kehormatan delegasi AIIB ini, Presiden didampingi oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keungan Sri Mulyani, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono serta Sekretaris Kabinet Pramono Anung menerima delegasi AIIB di ruang Garuda Istana Bogor pada pukul 09.00 WIB.
Sedangkan para delegasi AIIB yang diterima Presiden diantaranya Alternate Director (Kazakhtan) Nurym Ayazbayev, Director (Turki) Mehmet Alper Batur, Alternate Director (Prancis) Phileppe Baudry, Alternate Director (Italia) Alberto Cogliate, Alternate Director (Bangladesh) Zahidul Haque, Director (India) MM Kutty, Director (Australia) Christopher Legg, Director (United Kingdom) Emil Levendoglu, Alternate Director (Laos) Angkhansada Mouangkham, Alternate Director (Israel) Ofer Peleg, Alternate Director (Polandia) Radek Pyffel, Director (Indonesia) Rionald Silaban.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018