"Bukan kita jadikan suatu yang dipersoalkan bahwa alatnya jelek, belum tentu ya. Semua kita investigasi persoalannya apa, masalahnya apa, dari permasalahan itulah kita belajar," kata Mulyono di Jakarta, Selasa.
Mulyono menyebut tenggelamnya kapal milik TNI AD itu merupakan musibah yang tidak diduga, namun tetap akan melakukan evaluasi menyusul kejadian tersebut.
Mantan Pangkostrad itu meminta insiden tenggelamnya kapal itu dianggap sebagai cerminan buruknya alutsista milik TNI AD.
"Jadi jangan kita ngomong berarti alatnya jelek, belum tentu. Jadi ndak apa-apa. Itu musibah, saya terima ya kalau ada orang bicarakan sebagainya. Oke enggak apa-apa. Masukan yang positif boleh kita terima tetapi saya tetap berpedoman kepada hasil investigasi," katanya.
Hingga saat ini, kata Mulyono, dia belum mendapat laporan resmi soal kejadian yang menimpa kapal milik Kodam Jaya tersebut.
Mulyono berharap kejadian tersebut tidak terulang lagi di tubuh TNI AD.
"Saya tidak bisa mengatakan seperti apa, karena saya belum mendapat laporannya. Tetapi saya akan belajar dai musibah itu, saya akan mengevaluasi itu dan ke depan bagaimana tidak boleh terjadi lagi," katanya.
Sebelumnya, Kepala Penerangan Kodam Jaya Kolonel Inf Kristomei Sianturi, mengatakan kapal yang tenggelam itu mengangkut personel tim pendahulu yang bertugas menyiapkan perlengkapan dan kesiapan kegiatan Bhakti Sosial TNI di Kepulauan Seribu.
Menurut dia, ada 115 orang yang berangkat ke Kepulauan Seribu menggunakan dua kapal yaitu Kapal cepat komando(KMC) AD-04-15 dan Kapal cepat komando(KMC) AD-16-05.
"Dalam perjalanan Kapal KMC AD- 16-05 mengalami mati mesin . Air mulai masuk akibat tingginya gelombang dan akibatnya kapal tenggelam pada 11. 10 WIB," tutur Kolonel Kristomei Sianturi.
Kecelakaan tersebut, menurut dia, tidak menimbulkan korban karena semua personel berhasil dievakuasi ke KMC AD-04-15 dekat Pulau Pari di Kepulauan Seribu.
Baca juga: Kapal Kodam Jaya tenggelam di Kepulauan Seribu
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018