Jakarta (ANTARA News) - Analis dan Chief Market Strategist FXTM, Hussein Sayed, menyatakan, perang dagang di tingkat global belum akan terjadi, sebagaimana dicemaskan berbagai pihak terkait kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menaikkan tarif impor untuk baja dan alumunium.... bahwa Amerika Serikat telah membuka jalan untuk lebih banyak pengecualian tarif baja dan alumunium mengindikasikan perang perdagangan belum akan terjadi...
"Berita bahwa Amerika Serikat telah membuka jalan untuk lebih banyak pengecualian tarif baja dan alumunium mengindikasikan perang perdagangan belum akan terjadi," kata dia, dalam pernyataannya, Selasa.
Menurut dia, hal itu karena target yang dituju Trump pada saat ini bukanlah Kanada, Meksiko, atau Uni Eropa, melainkan China, negara yang memberi banyak kemudahan kepada industri baja dan logamnya sehingga harga bisa bersaing di tingkat dunia.
Selain itu, ujar dia, laporan bidang ketenagakerjaan Amerika Serikat yang menggembirakan pada Jumat berhasil mengurangi kekhawatiran tentang perang dagang, setidaknya untuk sementara.
Sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Menteri Perekonomian Jerman, Brigitte Zypries, Sabtu (10/3), mengatakan, perang dagang Eropa dengan Amerika Serikat masih bisa dihindari.
Dia mengharapkan perundingan di antara kedua pihak itu di Brussel pada akhir pekan ini dapat mencegah pemanasan keadaan.
Zypries mengatakan, Uni Eropa tengah berupaya menyelesaikan sengketa dagang ini melalui perundingan.
Sementara itu, China akan memberikan tanggapan yang diperlukan dalam perang dagang dengan Amerika Serikat, kata Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, Kamis (8/3), dengan memperingatkan, perang semacam itu hanya akan merugikan semua pihak.
Wang, yang berbicara di sela-sela pertemuan tahunan parlemen China, mengatakan bahwa China dan AS tidak harus menjadi saingan, dan sejarah menunjukkan, perang dagang bukanlah cara yang benar untuk menyelesaikan masalah.
"Terutama mengingat globalisasi hari ini, memilih perang dagang adalah keputusan yang salah. Hasilnya hanya akan berbahaya," kata Wang.
Wakil Presiden, Jusuf Kalla, di Jakarta, Kamis (8/3), mengatakan, pemerintah Indonesia siap membalas apabila Trump menerapkan kebijakan perang dagang.
"Kalau dia menghalangi (minyak sawit mentah) kita masuk ke Amerika, maka tentu kita juga mengurangi impor kedelai dan impor terigu dari Amerika Serikat. Harus begitu. Kita mengimpor kedelai, jagung, boeing, gandum. Pesawat saja ada berapa yang kita beli dari sana?" kata Kalla.
Kalla yang berlatar saudagar, menegaskan, kebijakan perang dagang yang mulai diterapkan Trump akan mendapat tentangan dari negara-negara asing.
Pewarta: Muhammad Rahman
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018