"Telur penyu itu diamankan oleh kelompok pelestari penyu di Pekik Nyaring dan kami eramkan di bak pengeraman yang baru dibangun," kata Koordinator Rafflesia Bengkulu Diving Club (RBDC), Ari Anggoro di Bengkulu, Rabu.
Ia mengatakan bak pengeraman dan pemeliharaan anak penyu baru dibuat secara bergotong-royong oleh anggota komunitas.
Dengan dana swadaya, mereka membuat tiga sarang penetasan dan satu bak dari semen dan diisi pasir laut untuk pembesaran tukik atau anak penyu tersebut.
Ari mengatakan komunitas membuka donasi dari masyarakat luas untuk berpartisipasi mendukung pelestarian penyu di wilayah Provinsi Bengkulu.
"Donasi satu anak tukik sebesar Rp10 ribu jadi sistem adopsi dari donator untuk membantu pemeliharaan anak penyu sebelum dilepasliarkan," ucapnya.
Dosen Jurusan Kelautan Universitas Bengkulu menambahkan bahwa para donator akan mendapatkan laporan rutin tentang perkembangan telur hingga berhasil menetas menjadi tukik.
Menurut data Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung, ada tujuh jenis penyu di dunia dan enam jenis hidup di perairan Indonesia.
Dari enam jenis penyu di perairan Indonesia, empat jenis termasuk penyu sisik tercatat mendarat dan bertelur di pesisir Bengkulu.
Selain penyu sisik, tiga jenis penyu lainnya yang singgah dan bertelur di pesisir Bengkulu yakni penyu hijau (Chelonia mydas), penyu pipih (Natator depressus), dan penyu belimbing (Dermochelys coriaceae).
Baca juga: Aktivitas nelayan ancam kelestarian penyu sisik
Pewarta: Helti Marini S
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018