"Kami harus menyediakan minimal dua kabin untuk produksi siaran langsung televisi pada setiap arena pertandingan karena sejumlah cabang olahraga punya banyak nomor pertandingan seperti atletik," kata Direktur Penyiaran INASGOC Linda Wahyudi di Jakarta, Kamis.
Kabin produksi siaran langsung televisi itu, menurut Linda, diperlukan sebagai sarana penunjang penyiaran dibanding sarana siaran langsung dengan OB Van atau mobil SNG.
Linda mengatakan setiap kabin produksi televisi dapat menampung produksi siaran dari lima hingga 10 kamera. Sedangkan cabang-cabang olahraga dengan jumlah pertandingan yang banyak seperti atletik membutuhkan hingga 20 kamera untuk produksi siaran televisi.
"Kami juga menyiapkan sejumlah kabin pada perlombaan balap sepeda disiplin track yang berlokasi di Velodrome Rawamangun dan disiplin road race. Untuk displin down hill dan BMX, kami hanya akan menyediakan mobil SNG," kata Linda.
Produksi siaran langsung televisi Asian Games yang membutuhkan banyak dukungan peralatan dan sarana, menurut Linda, adalah perlombaan lari maraton putra dan maraton putri.
"Kami akan menggunakan sejumlah kamera termasuk kamera pada helikopter dan kamera yang menempel pada sepeda motor untuk perlombaan maraton selama dua hari," kata Linda.
Departemen Penyiaran INASGOC akan mulai membangun membangun pusat penyiaran Asian Games (IBC) di Jakarta Convention Center, Senayan, pada 4 Juni sebagai persiapan bagi stasiun-stasiun televisi pemegang hak siaran untuk menyusun studio mereka.
"Jika melihat daftar permintaan ruangan dari stasiun-stasiun televisi luar negeri yang mempunyai hak siaran, kami melihat kecenderungan kekurangan ruangan di JCC. Tapi, kami akan melihat itu setelah membangun IBC," kata Linda.
Para pekerja dari stasiun-stasiun televisi pemegang hak siaran Asian Games, lanjut Linda, akan mulai bekerja menyusun peralatan mereka di IBC pada 1 Agustus.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018