Penandatangan kerja sama dilakukan antara Dirut Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat, Dirut Semen Indonesia Hendi Prio Santoso, serta Dirut Semen Baturaja Rahmad Pribadi, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis.
"Kami konsisten menjalankan arahan Ibu Menteri BUMN Rini Soemarno, yang salah satunya adalah bersinergi. Lewat sinergi ini, akan banyak manfaat yang akan tercipta," kata Dirut Pupuk Indonesia, Aas Asikin Idat.
Gypsum merupakan produk samping dari pabrik asam fosfat, sementara Fly Ash serta Bottom Ash merupakan produk samping dari boiler batubara. Ketiganya diproduksi langsung oleh pabrik-pabrik pupuk milik Pupuk Indonesia Grup.
Fly Ash dan Bottom Ash adalah dua komponen penghasil Silica (Si) yang notabene sangat dibutuhkan dalam memproduksi semen. Pasalnya, Gypsum (CaSO4) dan Silica (Si) merupakan bahan baku utama pembuatan Semen.
"Ketiga komponen tersebut adalah produk samping yang kami hasilkan. Oleh karena itu, salah satu manfaat sinergi ini adalah efisiensi dan optimalisasi produk," ujar Aas.
Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Energi Logistik, Kawasan, dan Pariwisata Edwin Hidayat Abdullah mengatakan produk sampingan seperti gypsum yang harusnya dibuang, tapi ternyata itu bisa jadi komponen penting bagi semen.
"Komitmen kerja sama BUMN ini diharapkan isa segera direalisasikan dalam bentuk Perjanjian Kerja Sama (PKS) dalam waktu dekat," ujar Edwin.
Ia menambahkan, kerja sama ini sebaiknya tidak hanya memikirkan proses produksi tapi `value creation`.
"Beda dengan swasta, perusahaan BUMN tidak hanya satu lensa, tidak hanya dilihat dari lensa kinerja keuangan tapi konstribusi ke masyarakat dan lingkungan," ujar Edwin.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018