"Kami mengikuti standar keamanan yang sangat tinggi, contohnya tahun lalu kami lolos standar di Jerman, 2016 lolos standar tertinggi di Singapura," ujar Kepala Alibaba Cloud Asia Tenggara dan New Zealand Raymond Ma dalam peluncuran, di Jakarta, Kamis.
Raymond mengatakan prinsip Alibaba Cloud adalah melindungi data dan juga membebaskan konsumen untuk memindahkan data sesuai kebutuhannya.
Alibaba Cloud yang memiliki data center di area Jakarta itu akan mengikuti peraturan suatu negara dalam menjalankan bisnisnya.
Pihaknya juga berkomitmen mewujudkan teknologi yang inklusif di mana saja beroperasi, selain dengan menyediakan solusi kebutuhan komputasi awan terbaru, juga sejumlah ahli yang dapat membantu.
"Kami dapat membantu UKM, pemerintah dan perusahaan di Indonesia untuk mengintegrasi teknologi cloud dalam kebutuhan sehari-hari," ujar Raymond.
Ia optimistis meski independen, Alibaba Cloud dapat menarik semakin banyak konsumen, khususnya yang menjadi sasarannya berupa UKM dan start-up atau perusahaan rintisan.
Sementara itu General Manager Asia Pasifik Alibaba Cloud Alex Li menuturkan sebagai satu-satunya penyedia layanan komputasi awan global yang berasal dari Asia, pihaknya mengklaim levih memahami budaya dan konteks kawasan tersebut.
"Ada penyesuaian kebutuhan masyarakat dan perusahaan Indonesia, misalnya big data lokal ada tim yang membantu menghadirkan layanan dalam bahasa Indonesia untuk membantu konsumen," ujar Alex lagi.
Dengan dibuka data center di Indonesia, Alibaba Cloud kini memiliki total 18 data center yang tersebar di seluruh dunia.
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018