Ekspor makanan-minuman ke AS naik 18,3 persen

16 Maret 2018 11:34 WIB
Ekspor makanan-minuman ke AS naik 18,3 persen
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat kenaikan ekspor produk makanan minuman ke Amerika Serikat (AS) pada 2017 sebesar 18,3 persen, menjadi 1,4 miliar dolar AS.

Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles Antonius A. Budiman mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke Negeri Paman Sam itu, salah satu yang dilakukan adalah dengan turut serta pada Natural Product Expo West (NPEW) 2018 di California.

"Keikutsertaan Indonesia pada NPEW 2018 ini memanfaatkan momentum pertumbuhan segmen pasar makanan dan minuman alami dan organik di AS. ITPC LA merangkul sejumlah pengusaha produk terkait untuk berpartisipasi pada pameran ini," kata Antonius, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.

Berbagai produk ditampilkan dalam pameran itu, yaitu varian teh seperti teh hijau, teh hitam, dan teh Oolong dari Lebak, Banten, yang telah medapatkan sertifikasi organik dari badan IMO, Swiss. Selain itu, ada juga keripik berbahan dasar 100 persen ubi jalar dan gula aren yang terbuat dari getah pohon kelapa.

Kemudian, ada juga produk inovatif lainnya yang dipamerkan yaitu jerky atau makanan ringan dengan cita rasa gurih yang terbuat dari daun singkong dan torch ginger sambal yang terinspirasi dari sambal kecombrang asal Bali.

Secara umum, nilai ekspor produk makanan dan minuman Indonesia ke Amerika Serikat pada 2017 mencapai 1,4 miliar dolar AS dengan pertumbuhan sebesar 18,3 persen dibandingkan 2016. Khusus untuk produk bumbu, nilai ekspor Indonesia ke AS di tahun 2017 tercatat sekitar tiga juta dolar AS, atau naik 22,23 persen.

Sementara itu untuk produk gula aren, saat ini Indonesia berada di peringkat ke-4 di pasar AS dengan pangsa pasar sebesar 5,51 persen. Ekspor produk tersebut tahun 2017 mencapai 30 juta dolar AS atau naik 13,96 persen dibandingkan tahun 2016.

Peningkatan ekspor juga terjadi untuk segmen makanan ringan berupa keripik yang mencapai 618 ribu dolar AS, atau naik 21 persen dibandingkan tahun 2016.

Namun, penurunan terjadi pada ekspor teh Indonesia ke AS. Pada 2017 ekspor teh sebesar 7,10 juta dolar AS atau turun 19 persen dibandingkan 2016 yang mencapai 8,90 juta dolar AS. Untuk menggenjot kembali ekspor teh Indonesia, ITPC LA akan melakukan promosi teh premium Indonesia melalui pameran World Tea Expo pada Juni 2018 di Las Vegas, AS.

Saat ini Kanada merupakan negara yang memiliki pangsa pasar terbesar di AS sebesar 47,30 persen, namun mengalami pertumbuhan ekspor negatif sebesar 7,25 persen.
 

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018