“Saya ingin menyatakan dengan tegas bahwa Uni Soviet atau Rusia tidak memiliki program untuk mengembangkan racun (saraf) yang disebut Novichok,” katanya kepada kantor berita Interfax.
Dia mengecam orang-orang yang menyebarkan informasi bahwa program tersebut diduga ada. Pernyataan tersebut merujuk kepada ahli kimia era Soviet Vil Mirzayanov, yang pertama kali mengungkapkan adanya jenis racun saraf yang sangat kuat itu.
Mirzayanov, yang kini tinggal di Amerika Serikat, mengatakan Moskow menemukan racun saraf yang sangat berbahaya itu saat Perang Dingin dan dahulu membuatnya di sebuah lembaga yang berbasis di Moskow, tempat dia bekerja sampai awal 1990-an.
“Kami menghentikan seluruh penelitian di bidang zat beracun militer baru setelah bergabung dengan Konvensi (Senjata Kimia), dan tahun lalu... semua persediaan zat beracun sudah dimusnahkan,” kata Ryabkov.
Dia mengatakan Amerika Serikat belum melakukan hal serupa.
“Semoga perdebatan seputar tragedi di Salisbury tidak akan menjadi dalih baru bagi AS untuk mengelak dari apa yang seharusnya mereka lakukan sesuai dengan kewajiban mereka sendiri,” imbuhnya.
Inggris dan sekutunya, Prancis, Jerman dan Amerika Serikat, menuduh Rusia sebagai otak di balik peracunan Sergei Skripal, yang masih dalam kondisi kritis dengan putrinya Yulia. Demikian Kantor Berita AFP memberitakan.
Penerjemah: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018