• Beranda
  • Berita
  • Sapardi Djoko Damono terbitkan novel ketiga trilogi "Hujan Bulan Juni"

Sapardi Djoko Damono terbitkan novel ketiga trilogi "Hujan Bulan Juni"

16 Maret 2018 16:34 WIB
Sapardi Djoko Damono terbitkan novel ketiga trilogi "Hujan Bulan Juni"
Sapardi Djoko Damono di peluncuran novel ketiga trilogi Hujan Bulan Juni "Yang Fana Adalah Waktu" di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Jumat (16/3/2018). (ANTARA News/ Nanien Yuniar)
Jakarta (ANTARA News) - “Yang Fana Adalah Waktu”, novel ketiga dari trilogi “Hujan Bulan Juni” karya sastrawan Sapardi Djoko Damono resmi diluncurkan, Jumat. Novel pertama yang berjudul “Hujan Bulan Juni” pertama diterbitkan pada Juni 2015, novel keduanya “Pingkan Melipat Jarak” hadir pada Maret 2017 bertepatan dengan perayaan usianya ke-77.

“Hujan Bulan Juni” awalnya lahir sebagai puisi pada 1989 yang beberapa kali beralih wahana menjadi lagu, cergam, novel, buku mewarnai sampai film layar lebar yang tayang November silam. 

Trilogi novel Hujan Bulan Juni mengisahkan hubungan manusia yang diwarnai perbedaan budaya dan agama. Pingkan dan Sarwono, karakter dalam novel, menyiasati lingkungan sosial itu hingga kisah mereka memberi makna lebih atas kasih sayang. 
 


Di dalam novel ketiga ini, terdapat juga buku kecil berisi sajak-sajak untuk Pingkan yang ditulis oleh Sarwono, karakter yang dibuat oleh Sapardi. 

"Sarwono yang nulis, saya hanya bantu tulis," seloroh Sapardi di Perpustakaan Nasional, Jumat.

Baca juga: Hujan Bulan Juni dari Sapardi

Peluncuran “Yang Fana Adalah Waktu” juga diramaikan oleh pembacaan sajak dari Sapardi yang diiringi nyanyian Nyak Ina Raseuki (Ubiet), juga penampilan dari Arini Kumara, Umar Muslim dan Tatyana Soebianto yang melagukan sajak-sajak Sapardi. 

Pria kelahiran 20 Maret 1940 ini telah menerbitkan sejumlah buku puisi, esai, fiksi, dan drama asli dan terjemahan, sejak 1969. 

Penghargaan atas pencapaian selama ini telah diterimanya dari Freedom Institute (2003), Akademi Jakarta (2012), dan Habibie Award (2016) serta penghargaan pencapaian seumur hidup di bidang kebudayaan dari FIB UI (2017).

Dia juga pernah menerima Cultural Award (Australia, 1978), Anugerah Puisi Putera (Malaysia, 1984), dan SEA-WRITE Award (Thailand, 1988). 

Pensiunan Guru Besar UI ini masih mengajar dan membimbing tesis serta disertasi mahasiswa pascasarjana di IKJ, UI, Undip dan ISI Surakarta. 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018