Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda mengatakan bahwa beberapa produk unggulan yang diboyong ke Selandia Baru tersebut antara lain adalah kopi, minyak kelapa sawit, energi terbarukan, dan jasa tenaga kerja Indonesia.
"Indonesia memiliki banyak produk unggulan yang berpotensi ekspor ke Selandia Baru. Produk-produk ini dibawa oleh pelaku usaha kami yang sangat tertarik untuk bermitra dengan pelaku usaha Selandia Baru," kata Arlinda, dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu.
Promosi tersebut dilakukan pada forum bisnis Indonesia-Selandia Baru di Auckland, Selandia Baru, dan merupakan rangkaian dari program Misi Dagang. Forum bisnis tersebut merupakan yang pertama kali dan dihadiri sekitar 100 pelaku usaha Indonesia dan calon pembeli dari Selandia Baru.
Pelaku usaha Indonesia mewakili sektor-sektor seperti furnitur, kertas, CPO, kopi, produk agro, jasa, hingga energi. Forum bisnis juga dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya.
Dalam forum bisnis Indonesia-Selandia Baru kali itu, Arlinda mengatakan Indonesia adalah negara penghasil kopi terbesar ke-empat sekaligus eksportir terbesar ke-tujuh dunia. Nilai ekspor kopi Indonesia ke dunia tahun 2017 tercatat sebesar 1,18 miliar dolar AS.
Untuk minyak kelapa sawit, Indonesia adalah negara produsen terbesar dunia dengan nilai ekspor tahun 2017 mencapai 20,7 miliar dolar AS atau 47,93 persen dari total pasar minyak sawit dunia.
Arlinda menambahkan, peluang produk minyak kelapa sawit masih terbuka untuk pasar Selandia Baru.
"Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus memastikan penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam setiap aspek produk sawit Indonesia," kata Arlinda.
Sementara itu di sektor jasa, Pemerintah Indonesia telah menetapkan Selandia Baru sebagai negara prioritas untuk penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) formal/profesional, terutama di sektor hospitality dan perkebunan.
Dalam program Misi Dagang kali ini, Kementerian Perdagangan memboyong perwakilan dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) serta perwakilan perusahaan penyedia jasa tenaga kerja Indonesia (PPTKI) yang siap bermitra dengan pelaku usaha Selandia Baru.
Selain itu, Arlinda juga kembali mengundang para pembeli untuk datang ke pameran dagang terbesar di Indonesia yaitu Trade Expo Indonesia (TEI) ke-33 yang akan diadakan pada 24-28 Oktober 2018 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten.
"TEI adalah sarana yang tepat bagi calon buyer untuk semakin mengenal produk-produk Indonesia yang berkualitas ekspor dan menyesuaikannya dengan kebutuhan pasar Selandia Baru," kata Arlinda.
Misi dagang ke Selandia Baru berlangsung pada 16-19 Maret 2018. Delegasi terdiri atas perwakilan kementerian atau lembaga dan para pelaku usaha. Selain forum bisnis, misi dagang ini juga akan diisi dengan berbagai kegiatan seperti one-on-one business matching dan kunjungan ke berbagai perusahaan importir.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018